Tuchel Dipecat Gara-gara PSG Terusik Pernyataannya

Tuchel Dipecat Gara-gara PSG Terusik Pernyataannya

Dua tahun membesut Paris Saint-Germain (PSG), Thomas Tuchel telah mempersembahkan tujuh trofi. Namun, kabarnya prestasi tersebut tak membuat pelatih asal Jerman tersebut bisa bertahan di klub yang berbasis di Parc des Princes ini.

Salah satu alasannya, karena mantan Borussia Dortmund itu telah menyinggung nama baik klub PSG dalam sebuah wawancara dengan media di Eropa. Dalam sebuah wawancara dengan Sport1, mantan pelatih Mainz 05 itu mengungkapkan kekecewaanya terhadap PSG.

Merasa kurang dihargai, meski dengan sekian banyak trofi hanya dalam waktu singkat, pria 47 tahun itu tidak merasa layak diperlakukan sebagaimana yang dirasakan. Terlebih ketika dirinya nyaris membawa Neymar dkk juara Champions League 2019/20, sebelum ditaklukan Bayern Muenchen di final.

“Hanya selangkah lagi kami memenangkan Champions League, namun saya merasa tidak cukup dihargai (oleh klub) atas pencapaian tersebut. Saya merasa agak kesal dan sedih kala itu,” kata Tuchel menyayangkan perlakuan klub atasnya yang dikutip FIN dari MARCA, Jumat (25/12)

“Memenangkan liga di sini, juga tidak dianggap (sebagai hal yang besar). Seperti halnya saat Bayern Muenchen memenangkan liga mereka (Bundesliga),” tambah pelatih yang kerap tampil dengan track suit dalam laga-laga PSG itu.

Menurut laporan media Spanyol itu, wawancara Tuchel bersama media yang berbasis di Jerman tersebut telah berbuntut panjang. Alhasil, nama Mauricio Pochettino kini dikait-kaitkan dengan PSG.

Pochettino yang sudah 12 bulan rehat, usai dipecat Tottenham, dinilai sebagai sosok besar untuk menangani tim bertabur bintang itu. Jauh hari, pelatih asal Argentina itu pernah mengutarkaan ketertarikannya untuk melatih PSG.

Menurut dia, tepatnya empat musim lalu, Liga Prancis ada;lah salah satu liga pencetak pemain hebat, khususnya jika dikaitkan dengan performa pemainnya dengan Premier League.

“Saya sering mengatakan bahwa untuk bisa melatih tim besar seperti Paris Saint-Germain, adalah bagai mimpi yang menjadi kenyataan. Saya sering mengamati permainan mereka, khususnya di Champions League. Saya bahkan sesekali berbincang dengan Jean-Louis Gasset (asisten manajer PSG kala itu),” ungkap Pochettino. (ruf/gw/zul)

Sumber: