Disiplin 3M Jurus Selesaikan pandemi COVID-19
Pandemi COVID-19 membawa dampak multi dimensi bagi masyarakat. Tak hanya bagi kesehatan, namun juga berdampak bagi ekonomi dan sosial. Intervensi pemerintah terhadap kesehatan masyarakat memiliki tujuan agar warga tetap sehat dan produktif.
"Masyarakat perlu menyadari kesehatan adalah aset terpenting dan investasi masa depan. Sehingga upaya-upaya pencegahan menjadi relevan dengan kebutuhan masyarakat," kata Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan Kementerian Kesehatan, Mohammad Subuh dalam dialog yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), di Jakarta, Sabtu (5/12).
Menurutnya, apabila terjadi peristiwa global public health seperti pandemi COVID-19 ini, tentu ada permasalahan yang harus diantisipasi oleh sebuah negara.
"Permasalahan ini menimbulkan berbagai efek. Pertama tentu kita berhadapan dengan masalah kesehatan. Kedua perekonomian sudah mulai terdampak. Lalu, saya lihat keamanan juga sudah mulai terganggu,” terangnya.
Pandemi COVID-19, lanjutnya, harus dikendalikan. Karena sumber daya di bidang kesehatan maupun anggaran pemerintah juga terbatas. Karena itu, upaya menyehatkan masyarakat harus menjadi prioritas utama.
“Pemerintah kita sudah all out. Dari sektor kesehatan dananya begitu besar. Stimulus perekonomian juga dananya besar. Tujuannya satu, ingin menyehatkan individu. Karena kalau individu sehat, akan membuat produktivitas meningkat. Sehingga pendapatan individu meningkat, dan berdampak pendapatan negara juga ikut meningkat. Dengan melindungi kesehatan masyarakat, kita juga melindungi negara,” jelasnya.
Dikatakan, perawatan pasien COVID-19 menelan biaya yang besar. Rata--rata Rp184 juta per orang. Perawatan yang mahal ini karena memerlukan perawatan secara khusus.
“Kalau memerlukan perawatan misalnya ICU, satu hari Rp15 juta. Apalagi menggunakan ventilator. Kemudian apabila ada penyakit penyerta, ditambah lagi rata-rata Rp17 juta per hari. Kondisi inilah yang harus dihindari. Memang, semua biaya saat ini tanggung jawab negara. Namun pemerintah ada batasnya. Karena itu, sumber daya yang ada ini kita optimalkan dengan upaya-upaya pencegahan,” ucap Subuh.
Salah satunya dengan program vaksinasi nasional. Hal ini, kata Subuh, menunjukkan pemerintah sangat serius untuk menyelamatkan warganya. "Berbagai persiapan sudah dilakukan. Termasuk simulasi vaksinasi. Sehingga nanti ketika vaksin datang, semua sudah siap,” bebernya.
Namun, meski nantinya vaksin sudah ada, protokol kesehatan tetap harus dilakukan oleh seluruh pihak. “Saat ini dan nanti untuk pemulihan kesehatan dan ekonomi, semua harus disiplin 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak). Tanpa upaya seperti ini, pemulihan ekonomi Indonesia sangat sulit,” pungkasnya. (rh/zul/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: