Gerindra Akhirnya Minta Maaf
Gerindra akhirnya menyatakan sikap atas tertangkapnya Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Setelah sebelumnya normatif, parta dengan logo kepala garuda ini resmi meminta maaf kepada pemerintah.
Sekjen DPP Gerindra Ahmad Muzani dalam keterangan resminya mengatakan permohonan maaf kepada Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Dengan tertangkapnya Edhy, Gerindra yakin tidak akan mengganggu pemerintahan yang saat ini dipimpin Jokowi.
Ia juga meminta kepada seluruh pemerintahan untuk tetap berjalan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat. “Kami harap seluruh kegiatan pemerintahan tetap berjalan sebagaimana biasanya. Pelayanan terhadap masyarakat dan pembangunan seperti yang sudah direncanakan sebelumnya sesuai arahan presiden,” kata Muzani, Jumat (27/11).
Selanjutnya, Muzani juga menyampaikan jika partainya telah menerima surat pengunduran Edhy sebagai Wakil Ketua Umum. Ia juga mengaku telah meneruskannya ke Prabowo Subianto sebagai Ketua Umum.
Muzani melanjutkan, Edhy juga mengajukan pengunduran diri sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. “Kami menyampaikan terima kasih atas respon yang diberikan masyarakat. Gerindra akan menjadikan peristiwa ini sebagai pembelajaran yang berharga untuk mengelola setiap kepercayaan yang diberikan ke kami,” bebernya.
Kepada seluruh kader, Muzani juga berpesan agar seluruh kader di semua tingkatan untuk tetap kompak dan solid menghadapi situasi tersebut. Peristiwa ini dianggap ujian terhadap kekompakan partai.
Sebelum Gerindra menyampaikan sikap atas tertangkapnya Edhy, masyarakat masih menunggu sikap apa yang akan disampaikan Prabowo atau petinggi DPP Gerindra. Alasannya, sikap anti korupsi selalu diganungkan Prabowo saat kampanye Pilpres 2019 lalu.
Direktur Indoesia Political Review Ujang Komarudin menduga jika Prabowo hingga kini masih syok sehingga memilih diam. Alasannya, ini adalah kali pertama partainya terkena kasus korupsi. Selain itu, Edhy juga menjadi orang terdekat Prabowo.
“Prabowo masih syok, masih bingung, masih dalam dilema,” terangnya. Seharusnya, menurut Ujang, Prabowo bisa menampilkan ketegasannya terhadap kasus korupsi, di momentum ini. Apalagi janji itu diumbar ke mana-mana, di mana banyak sekali jejak digitalnya.
Prabowo diprediksi akan sulit mengutarakan maksud hati. Bahkan untuk muncul ke publik pun akan merasa sulit. “Prabowo dalam dilema, maju kena mundur pun kena. Sulit bagi Prabowo saya rasa,” tandasnya. (khf/zul/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: