Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Rocky Gerung: Istana Sudah Tak Butuh Prabowo Subianto Lagi
Penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dianggap sebagai sebuah sinyal politik dari Istana. Hal itu disampaikan pengamat politik, Rocky Gerung menangkap pesan tersebut.
Saat diwawancarai Hersubeno Arif di akun Youtube Rocky Gerung Official, Kamis (26/11), ahli filsafat itu menafsirkan penangkapan Edhy bisa saja menjadi pertanda Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tak lagi dibutuhkan Istana.
Dugaan sinyal Istana di balik penangkapan ini, diperkuat dengan keanehan postur politik di Istana pasca kepulangan Prabowo dari Amerika Serikat beberapa waktu lalu. Saat ini Prabowo Subianto merupakan ketua umum Partai Gerindra, sementara Edhy Prabowo adalah wakil ketua umum.
Salah satu yang disoroti adalah ketiadaan poin khusus yang disampaikan Prabowo kepada publik, seusai melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan AS.
"Lalu, tiba-tiba Luhut juga ada di sana (AS) jadi orang menduga-duga Luhut ingin mengecek apa yang dilakukan Prabowo di sana," ungkap Rocky.
Selain itu, muncul spekulasi baru alasan Rizieq Shihab diizinkan pulang oleh pemerintah Arab Saudi. Hal ini dikaitkan dengan perubahan makro politik global.
"Turunannya politik Istana, mulai saling pasang jangkar baru supaya enggak goyang kapalnya atau ada yang sengaja memutus rantai, supaya terlihat mana yang bisa di pertahankan Jokowi, mana yang tak berhak ada di Istana," ungkap Rocky.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi tak memiliki kemampuan menganalisis situasi yang ada. Ketidakmampuan Jokowi tersebut membuat politik di Istana saling 'mengamputasi'. Rocky menduga ada dua menteri sedang melakukan negosiasi ulang dengan kekuasaan. Mereka berupaya melakukan tukar tambah menteri baru.
"Prabowo pasti mampu dan sudah membaca, dia tahu efek panjangnya nih. Dia mungkin kirim sinyal, ada dua tiga lagi lho yang lain, jangan gue doang yang dikerjain," tutur Rocky. (rmol/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: