KPK Harus Telusuri Nama-nama yang Disebut saat Sidang Djoko Tjandra
Napoleon lantas mempertanyakan latar belakang Tommy lantaran pengusaha tersebut bukan saudara, keluarga, maupun pengacara Djoko Tjandra. Tommy mengaku sebagai teman Djoko Tjandra.
Saat itulah, Tommy menyinggung kedekatannya dengan Listyo. Bahkan, Tommy menawarkan untuk menelepon Listyo agar meyakinkan Napoleon.
Atas klaim tersebut, Napoleon mulai mempercayai pernyataan Tommy. Apalagi, Tommy kemudian menceritakan mengenai kedekatannya dengan Listyo, termasuk saat menjadi koordinator pelaksana dapur umum yang digelar Bareskrim di enam titik.
Selain itu, beber Napoleon, Tommy juga menelepon Wakil Ketua DPR RI, Azis Syamsuddin. Telepon yang tersambung dengan Azis itu pun Tommy serahkan ke Napoleon.
“Terdakwa menelpon seseorang. Setelah sambung, terdakwa seperti ingin memberikan teleponnya pada saya. Saya bilang, ‘Siapa yang anda telepon mau disambungkan pada saya?’ Terdakwa mengatakan, ‘Bang Azis’, ‘Azis siapa?’ ‘Azis syamsuddin’. ‘Oh wakil ketua DPR RI?’ Ya karena dulu waktu masih pamen saya pernah mengenal beliau, jadi saya sambung, ‘Assalamualaikum, selamat siang Pak Azis, eh Bang apa kabar? Baik’,” jelas Napoleon.
Dalam pembicaraan dengan Azis tersebut, Napoleon sempat meminta arahan terkait kedatangan Tommy Sumardi ke ruangannya.
“Ini di hadapan saya ada datang Pak Haji Tommy Sumardi. Dengan maksud tujuan ingin mengecek status red notice. Mohon petunjuk dan arahan Pak’. ‘Silakan saja, Pak Napoleon’. ‘Baik’. Kemudian telepon ditutup, saya serahkan kembali. Menggunakan nomor hp terdakwa,” tutur Napoleon sembari menirukan perbincangan tersebut. (khf/zul/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: