Kecewa dengan Performa Yamaha, Valentino Rossi Desak Perubahan

Kecewa dengan Performa Yamaha, Valentino Rossi Desak Perubahan

Valentino Rossi kecewa dengan performa Yamaha di ajang MotoGP musim 2020. The Doctor menuntut perubahan.

Rossi mendesak agar Yamaha menggunakan ‘test rider’ asal Italia. Sebab dengan cara itu, motor berlogo Garpu Tala itu akan mampu membangun motor dengan spesifikasi yang dibutuhkan rider dalam berkompetisi di level yang sesungguhnya.

“Ada satu permasalahan yang paling mendasar. Tim lain didukung dengan ‘test team’ yang menguji (motor mereka) di Eropa dan juga (test) rider kelas Eropa seperti Pirro, (Dani) Pedrosa, dan Bradl. Sementara Yamaha, tidak punya tim yang demikian,” katanya dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Motorsport, Rabu (18/11).

Pada musim 2020, hanya Fabio Quartaroro yang mampu meraih catatan lebih baik dari Morbidelli. Sementara rider lainnya seperti Maverick Vinales dan Valentino Rossi yang sempat positif COVID-19, tampil kurang memuaskan dengan Yamaha YZR-M1.

Menurut pebalap berusia 41 tahun ini, pengembangan YZR-M1 dengan Jorge Lorenzo tak berjalan mulus. Semua jadwal pengujian terganggu dengan adanya pandemi COVID-19.

Lorenzo hanya sempat menguji YZR-M1 di Sepang (Malaysia) dan Portimao (Portugal). Untuk catatan waktunya di Portmiao bahkan paling buruk dari test rider pabrikan lainnya.

"Lorenzo baru melakukannya (test motor Yamaha) satu hari di Malaysia dan setelah itu berhenti karena menyebarnya COVID-19," ujarnya.

"Dia kembali mengendarai motor balapnya di Portimao setelah delapan bulan tidak melakukannya. Bisa dikatakan tidak ada yang benar-benar berhasil," lanjutnya.

Yamaha mengumumkan kesepakatan kontrak dengan Cal Crutchlow jelang digelarnya MotoGP Valencia. Kesepakatan tersebut sekaligus mengakhiri kerja sama Yamaha dengan Lorenzo, yang semusim ini jadi test rider mereka. Tapi dari dalam hati, The Doctor menginginkan Dovizioso.

Sebenarnya, Yamaha pernah membentuk test team berbasis di Eropa, dengan test rider Jonal Folger yang eks Tech3, sebelum akhirnya dibubarkan pada 2020.

Ramon Forcada, kepala mekanik Franco Morbidelli (Petronas Yamaha SRT), mengatakan apa yang menjadi permasalahan pada dasarnya terletak pada komplikasi di tubuh parbrikan Yamaha. Mulai masalah traksi, mesin, dan juga chassis yang digunakan.

“Yamaha punya masalah dengan buruknya kualitas cengkraman motor. Kita tidak bisa memanfaatkan traksi hanya dengan mengandalkan elektronik. Selain itu mesinnya, chassis, dan ban. Tahun lalu kami mengganti ban depan setelah seri Le mans. Hal ini memaksa kita untuk kembali mengubah settingan motor, agar bannya maksimal. Dan untuk yang satu ini, kami harus mengesampingkan masalah lain (yang disebabkan perubahan ini). Intinya, semuanya akan baik-baik saja selama tidak ada masalah dengan traksinya,” ungkap Forcada.

Yamaha memang pabrikan dengan kemenangan paling banyak, di sepanjang musim yang dilanda pandemi COVID-19. Pabrikan berlogo garpu tala itu, telah mengantongi total tujuh kemenangan dari 13 seri balap sejauh ini. Namun dari tiga kemenangan itu, datang dari Franco Morbidelli, yang menggunakan Petronas SRT M1 tahun 2019 A-spec, dan merupakan rider Yamaha kedua teratas di musim ini. (ruf/gw/zul/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: