Kasus Covid-19 Kabupaten Tegal Tinggi, Klaster Jemaah Tahlil Terus Berkembang, Anak Panti Sempat Tertular

Kasus Covid-19 Kabupaten Tegal Tinggi, Klaster Jemaah Tahlil Terus Berkembang, Anak Panti Sempat Tertular

Penambahan kasus harian Covid-19 di Kabupaten Tegal masih tinggi. Juru Bicara Satuan Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Tegal Joko Wantoro, Rabu (18/11) 
mengatakan, saat ini berkembang pula klaster jemaah tahlil.

Klaster Ini berawal dari keluarga yang menolak memakamkan jenazah anggota keluarganya yang meninggal dunia dengan status probabel. Sehingga proses pemandian jenazah dan pemakamannya dilakukan tanpa protokol kesehatan. 

"Dilanjutkan dengan menggelar acara tahlilan di rumah dan belakangan baru diketahui jika korban meninggal karena infeksi Covid-19," katanya.

Para tetangga ataupun kerabat, tambah Joko Wantoro, yang datang melayat dan mendoakan tahlil ikut terpapar dari anggota keluarga korban yang sudah lebih dulu terpapar. Tim gugus mencatat sudah ada tiga klaster yang seperti ini dalam satu bulan terakhir dan ada beberapa lagi yang sedang dalam pemantauan karena hasil pemeriksaan laboratoriumnya belum keluar. 

"Dari peristiwa tersebut warga bisa mengambil hikmah pembelajaran. Utamanya dari pihak keluarga korban agar bisa bersabar menunggu hasil tesnya keluar dan membatasi aktivitas sosialnya guna menghindari penularan baru yang tentunya merugikan orang lain," tambahnya.

Dalam satu bulan ini, lanjut Joko Wantoro, pihaknya juga menemukan klaster rumah yatim di lingkup wilayah kerja Puskesmas Slawi. Berawal dari keluhan anak-anak di panti yang ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab pada 18 orang anak, 12 orang diantaranya terkonfirmasi positif Covid-19. 

Semua anak yang terinfeksi kini sudah dinyatakan sembuh setelah menyelesaikan masa isolasi mandirinya selama 14 hari. 

Tingginya penambahan jumlah kasus konfirmasi di Kabupaten Tegal ini juga tidak terlepas dari kinerja tim kesehatannya dalam melacak dan melakukan pengetesan kontak erat di lapangan. Rata-rata dalam sehari, pihaknya bisa mengambil 300 spesimen swab, bahkan tertinggi sampai 500 sampel swab. Upaya tersebut ditempuh agar penularan virus di Kabupaten Tegal tidak semakin meluas karena penyebarannya sangat mudah, seiring dengan mobilitas orang yang membawa virus. (guh/ima)

Sumber: