Stigma Negatif Pasien Covid-19 Sulitkan Satgas Covid-19 Lakukan Tracing

Stigma Negatif Pasien Covid-19 Sulitkan Satgas Covid-19 Lakukan Tracing

Hingga saat ini pemerintah sudah cukup berhasil meningkatkan kapasitas testing (pemeriksaan) dan treatment (perawatan) pasien COVID-9. Angka kesembuhan juga meningkat dari waktu ke waktu.

Hal ini menunjukkan treatment yang dilakukan berkontribusi terhadap naiknya angka kesembuhan.

"Kendala terbesar adalah tracing. Karena banyaknya resistensi dari masyarakat di lapangan. Ini akibat stigma negatif dari masyarakat terhadap penderita Corona. Ini harus dihindari. Apalagi, diperparah adanya berita bohong yang menghilangkan rasa percaya terhadap pasien yang menjadi subyek tracing," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito di Jakarta, Sabtu (31/10).

Menurutnya, 3T (testing, tracing dan treatment) merupakan upaya yang tidak mudah. Karena itu, dibutukan sinergi dengan masyarakat. "Lami menghimbau masyarakat betul-betul memahami bahwa keterbukaan kita semuanya sangat penting dalam upaya pemerintah melakukan tracing," jelasnya.

Masyarakat harus terbuka terkait riwayat perjalanan dan interaksi yang dilakukan. Masyarakat diminta tidak memberikan stigma negatif terhadap penderita positif.

"Apa yang bisa dilakukan masyarakat, kita bisa bersama-sama memudarkan stigma negatif. Musuh kita adalah virusnya. Bersikap jujur dan suportif kepada petugas adalah sikap yang penting dalam mensukseskan program 3T," terangnya.

Tak lupa, Wiku mengingatkan masyarakat agar bersama-sama menekan penularan dalam lingkungan klaster keluarga. Penerapan protokol kesehatan yang ketat terhadap sesama anggota keluarga sangat penting, utamanya pada anggota keluarga yang masuk kelompok rentan.

"Karena itu, disiplin 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) menjadi kunci. Kita tidak boleh lengah. Patuhi protokol kesehatan demi keselamatan kita semua," pungkasnya. (rh/zul/fin)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: