Hari Dokter Nasional, Ingat Disiplin 3M

Hari Dokter Nasional, Ingat Disiplin 3M

Hari Dokter Nasional diperingati setiap 24 Oktober. Tenaga kesehatan mengingatkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan.

Gerakan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) harus selalu dilakukan. Selain itu, publik juga diminta menjaga kesehatan kulit.

"COVID-19 itu nyata. Jangan dianggap sepele. Masyarakat tetap harus patuhi protokol 3M dan stay at home," dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Siti Rosidah di Jakarta, Sabtu (24/10).

Menurutnya, saat ini banyak informasi yang beredar mengenai COVID-19 di berbagai media. Termasuk media sosial.

Para dokter berharap masyarakat bisa mencari informasi dari sumber yang valid. Selain itu, jangan mudah percaya hoaks yang beredar.

Hal senada disampaikan dokter spesialis paru RSUP Persahabatan, Jakarta. Erlina Burhan. Dia mengatakan, hoaks menjadi salah satu masalah di tengah penanggulangan COVID-19 di Indonesia.

Informasi media sosial separuhnya berisi hoaks. Salah satunya tentang risiko tertular COVID-19 di rumah sakit.

Akibatnya, orang tidak mau datang ke rumah sakit karena takut tertular COVID-19. Padahal tidak melakukan pengobatan bisa berdampak buruk pada mereka yang sudah mempunyai penyakit penyerta. Seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung dan lainnya.

"Akhirnya, banyak dari mereka yang meninggal di rumah karena tidak mendapatkan pengobatan," jelas Erlina.

Terpisah, Presiden Joko Widodo mengatakan pandemi COVID-19 dapat menjadi momentum bagi enguatan ketahanan kesehatan dan kapasitas pelayanan kesehatan nasional.

“Pandemi ini memberi banyak pelajaran kepada semua. Kita semakin tahu kelemahan-kelemahan yang harus segera diperbaiki," kata Jokowi pada peringatan HUT Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang ditayangkan Sekretariat Presiden di Jakarta, Sabtu (24/10).

Jokowi menyebut situasi sulit karena COVID-19 dapat digunakan untuk transformasi dan reformasi sistem kesehatan di Tanah Air. Reformasi tersebut, di antaranya dapat dimulai dari sisi pencegahan. Orientasi pada pencegahan penyakit dan pola hidup sehat menjadi prioritas utama yang membutuhkan dukungan dari sektor non-kesehatan.

Selain itu, penguatan kapasitas sumber daya manusia kesehatan, pengembangan rumah sakit dan balai-balai kesehatan, serta industri obat-obatan dan alat kesehatan juga terus dilakukan.

"Selama pandemi ini telah banyak inovasi yang dikembangkan oleh para peneliti dan inovator dalam negeri. Rapid diagnostic test, emergency ventilator, mobile lab biosafety yang dilengkapi dengan PCR, penggunaan artificial intelligence untuk penegakan diagnosis COVID-19. Selain itu, aplikasi COVID Track untuk membantu dokter memantau mobilitas pasien. Saat ini, pemerintah juga mempercepat clinical trial dan produksi massal Vaksin Merah Putih," tegas Jokowi. (rh/zul/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: