Bupati Cantik Ini Jadikan Daerahnya Zero Covid-19

Bupati Cantik Ini Jadikan Daerahnya Zero Covid-19

Penegakan protokol kesehatan dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat, pemuka adat, dan tokoh agama, menjadi kunci Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Provinsi Sulawesi Utara menekan COVID-19.

Sejak Maret hingga Mei, Kabupaten yang namanya mengambil dari tiga kepulauan yaitu Siau, Tagulandang, dan Biaro ini menuai prestasi sebagai daerah dengan Zero COVID-19.

Bupati Kepulauan Sitaro, Evangelian Sasingen mengatakan sebelum pemerintah mengumumkan secara resmi COVID-19, pihaknya sudah menginformasikan kepada seluruh warga untuk memperketat pengawasan di sepuluh pintu masuk pulau.

"Di setiap pintu ada pemeriksaan ketat. Awal-awal kami tidak menggunakan pelindung. Karena belum ada APD. Kami gunakan jas hujan sebagai pengganti," ujar Bupati Eva (panggilan akrab Evangelian Sasingen) di Media Center Satgas COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (15/10).

Bupati Eva menjelaskan kasus Corona sempat muncul di akhir Mei dan Juni. Tepatnya dari satu klaster pasar. Saat itu, pihaknya memutuskan menutup pasar untuk dilakukan sterilisasi.

"Pasien positif langsung d-tracing sampai satu kelurahan. Begitu hasilnya reaktif, mereka langsung ditampung di rumah singgah," imbuhnya.

Selain membangun rumah singgah, pihaknya juga membentuk tim Gugus Tugas. Mulau dari tingkat kecamatan, kelurahan, desa, sampai kampung. Tim gugus tugas ini memantu seluruh tamu yang masuk secara ketat dan dipantau sebelum beraktivitas di wilayahnya.

"Setiap orang masuk harus diisolasi 2 minggu sebelum ke tempat tujuan," urainya.

Pemkab Sitaro, lanjutnya, juga selalu mengimbau warganya untuk menerapkan pola hidup sehat. Selama masa pandemi, masyarakat diminta disiplin 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak). "Ini penting untuk mencegah terjadinya penularan virus," terangnya.

Dikatakan, kerjasama masyarakat, budaya, dan pemerintah daerah sangat maksimal. Hanya saja tantangan yang dihadapi adalah sumber daya manusia di kampung-kampung terpencil. Namun semua itu teratasi dengan membentuk lembaga adat.

"Pembentukan lembaga adat itu memberi hasil positif untuk mengedukasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, dan penanganan bencana," pungkas Bupati Eva. (rls/rh/zul/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: