Masih Dicekal, Habib Rizieq Berstatus Red Blink, Dubes: Artinya Belum Bisa Keluar dari Arab Saudi

Masih Dicekal, Habib Rizieq Berstatus Red Blink, Dubes: Artinya Belum Bisa Keluar dari Arab Saudi

Kabar bahwa Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) yang akrab disapa Habib Rizieq akan segera pulang ke tanah air seperti yang disampaikan oleh Ketua Umum DPP FPI Ahmad Shabri Lubis dibantah kedutaan.

Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel mengatakan, M. Rizieq Shihab masih berstatus blinking merah di sistem portal imigrasi Kerajaan Arab Saudi.

"Berdasarkan komunikasi kami dengan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, bahwa sampai detik ini nama Mohammad Rizieq Syihab (MRS) dalam sistem portal imigrasi Kerajaan Arab Saudi masih blinking merah dengan tulisan ta'syirat mutanahiyah (visa habis) dan dalam kolom lain tertulis mukhalif (pelanggar UU). Bentuk pelanggaran, mutakhallif ziyarah (overstay dengan visa kunjungan). Ada juga kolom ma'lumat al-mukhalif (data tentang pelanggar). Di kolom foto MRS ditulis Surah al-Mukhalif foto pelanggar," ujar dia dalam keterangan yang dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (14/10).

Blinking merah sendiri, lanjut Agus, menandakan bahwa Habib Rizieq belum bisa keluar dari Arab Saudi.

"'Red blink adalah sinyal bahwa yang bersangkutan belum bisa keluar dari Arab Saudi. Terkait dengan denda dan sanksi punishment untuk para WNA pelanggar keimigrasian, Arab Saudi tidak pernah melakukan diskriminasi karena semuanya sudah ada sistem yang baku. Mulai punishment denda dan deportasi (tarhil) serta di-blacklist tidak bisa masuk Arab Saudi," jelas Agus.

Berdasarkan pengalamannya, Agus menyebut bahwa penyelesaian Warga Negara Indonesia (WNI) yang overstay dan melakukan pelanggaran keimigrasian harus melalui proses pengambilan biometrik di kantor-kantor tarhil (deportasi) Arab Saudi.

Setelah itu, diterbitkan exit permit izin keluar dengan status deportan. Kepulangan untuk deportan juga tidak melalui gate konvensional.

"Yang bisa menjawab tentang cekal MRS adalah otoritas Pemerintahan Kerajaan Arab Saudi, karena KSA-lah yang paling tahu pelanggaran apa saja yang dilakukan oleh MRS. Pemerintah Indonesia tidak pernah menghalang-halangi kepulangan MRS," pungkas Dubes Agus. (rmol.id/ima)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: