Banyak Dokter yang Gugur karena Tertular OTG Covid-19

Banyak Dokter yang Gugur karena Tertular OTG Covid-19

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo menyebut, banyak dokter yang meninggal dunia karena tertular orang tanpa gejala ( OTG). Dari 130 dokter yang wafat, 67 di antaranya merupakan dokter umum.

“Padahal mereka tidak langsung berhadapan dengan pasien COVID-19. Mereka yang bukan pasien COVID, ternyata sudah OTG dan menulari para dokter. Dapat disimpulkan bahwa risiko dokter sangat tinggi," tegas Doni di Jakarta, Senin (12/10).

Dia meminta masyarakat harus mamatuhi protokol kesehatan. Caranya disiplin menjalankan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak). "Kalau kita sayang dan ingin melindungi dokter, kita harus patuh dan disiplin mentaati protokol kesehatan," imbuhnya.

Data terbaru Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengungkapkan, dokter yang meninggal dunia akibat COVID -19 hingga Sabtu (3/10), mencapai 130 dokter. Dari 130 dokter tersebut, 67 orang merupakan dokter umum dengan 4 guru besar.

Kemudian, ada 61 dokter spesialis dan 4 di antaranya merupakan guru besar dan 2 orang residen. Sementara itu, kematian akibat COVID -19 lainnya pada profesi dokter gigi berjumlah 9 orang.

Rinciannya 6 dokter gigi umum dan 3 dokter gigi spesialis. Sedangkan tenaga kesehatan dari profesi perawat tercatat 92 orang telah meninggal dunia.

Mantan Danpaspampres ini menyatakan 7 persen dari pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta merupakan orang-orang yang kesehariannya tidak beraktivitas di luar rumah. Mereka juga mematuhi protokol kesehatan. Tetapi, faktanya mereka tetap saja tertular.

"Artinya apa? Sudah pasti ada anggota keluarga yang keluar rumah. Mereka berada di kerumunan yang berpotensi terjadinya penularan. Setelah itu, pulang dan membawa virus ke rumah serta menulari anggota keluarga lainnya," terang Doni.

Dia meminta masyarakat yang berada di luar rumah agar tidak membuat kerumunan. Kkarena dampaknya sangat fatal untuk anggota keluarga di rumah. Terlebih bagi orang lanjut usia dan yang memiliki komorbid (penyakit penyerta).

"Mereka yang terpapar usia muda mungkin tidak apa-apa. Tapi ingat, kita punya orang tua yang kita sayangi. Hampir pasti di keluarga ada yang termasuk dalam kelompok rentan. Yaitu lansia di atas 60 tahun, pemilik penyakit penyerta. Seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes, paru dan penyakit kronis lainnya. Jika mereka terpapar akan sangat berbahaya," ucap mantan Danjen Kopassus ini. (rh/zul/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: