Vaksin Covid-19 Akan Mulai Tersedia di Indonesia Bulan Depan
Sebagai bagian dari transparansi dan akuntabilitas, dalam waktu dekat Bio Farma diminta memaparkan kepada publik mengenai biaya pembelian vaksin dari semua mitra kerja samanya.
Dikatakan Terawan, vaksin dari ketiga perusahaan asal China itu sudah masuk pada tahap akhir uji klinis tahap ketiga dan dalam proses mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) di sejumlah negara.
Cansino melakukan uji klinis tahap ketiga di China, Arab Saudi, Rusia, dan Pakistan. G42/Sinopharm melakukan uji klinis tahap ketiga di China, Uni Emirat Arab (UEA), Peru, Moroko dan Argentina. Sementara itu Sinovac melakukan uji klinis tahap ketiga di China, Indonesia, Brazil, Turki, Banglades, dan Chile.
Emergency Use Authorization dari Pemerintah China telah diperoleh ketiga perusahaan tersebut pada Juli 2020. Pemerintah UAE ikut memberikan Emergency Use Authorization kepada G42/Sinopharm.
Tim inspeksi yang terdiri dari unsur BPOM, Kementerian Kesehatan, MUI dan Bio Farma juga dijadwalkan akan bertolak ke China pada 14 Oktober 2020 untuk melihat kualitas fasilitas produksi dan kehalalan vaksin produksi Sinovac, dan Cansino.
Sementara itu data untuk vaksin G42/Sinopharm akan diambil dari data uji klinis di UAE karena diproduksi di sana.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan kehalalan vaksin Sinovac dan Cansino akan dijamin melalui partisipasi MUI dalam proses pengujian data, begitu juga dengan kehalalan vaksin G42/Sinopharm.
"MUI-nya Abu Dhabi sudah menyatakan no issue dengan kehalalan vaksin G42," katanya.
Terkait ketersedian vaksin, Presiden Joko Widodo pun memerintahkan jajarannya segera memaparkan roadmap atau peta jalan terkait vaksinasi pekan ini. "Untuk roadmap pemberian vaksin, minggu ini saya minta secara khusus dipaparkan," tegasnya.
Dikatakannya, roadmap pemberian vaksin untuk memperjelas apa yang akan dilakukan. "Hal yang terpenting dilakukan adalah terus menekan kasus positif dengan terus menyampaikan mengenai kedisplinan dalam protokol kesehatan," ungkapnya.
Sementara Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Pemerintah telah sudah mengamankan pengadaan vaksin COVID-19 untuk 135 juta warga negara Indonesia hingga 2021.
"Dalam perencanaan untuk tahun 2021 itu sudah 'secure' untuk kebutuhan 135 juta orang dengan jumlah vaksin sekitar 270 juta (dosis). Sisanya nanti terus didorong untuk 2022," katanya.
Secara keseluruhan total orang yang menjadi sasaran penerima vaksin berjumlah 160 juta. sedangkan vaksin yang dibutuhkan mencapai 320 juta dosis.
"Terkait dengan pengadaan vaksin, pemerintah sudah mengeluarkan Perpres 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan pemerintah sudah menyiapkan pengadaan vaksin dari berbagai produsen," katanya. (lihat grafis)
Ditegaskannya, beberapa perusahaan pembuat vaksin telah menyampaikan komitmen untuk memasok vaksin, seperti Sinovac, Sinopharm, dan Cansino. Pembelian dan penyerahan vaksin akan dilakukan setelah uji klinis fase tiga diselesaikan. Beberapa perusahaan lain yang masih dalam tahap pembicaraan, seperti AstraZeneca, Novavas, Pfizer, dan CEPI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: