Prabowo Subianto Dapat Undangan Amerika, Pengamat Singgung Dugaan Pelanggaran HAM Masa Lalu
Prabowo Subianto mendapat undangan dari Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark T. Esper sebagai menteri pertahanan RI.
Selain terkait dengan kerja sama dua negara, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana menggarisbawahi keberangkatan Prabowo harus mendapat jaminan dari pemerintah Amerika Serikat agar Prabowo tidak diseret ke lembaga peradilan atas dugaan pelanggaran HAM masa lalu.
Lebih lanjut dikatakannya, undangan itu harus dilihat sebagai strategi Amerika Serikat menghadapi China.
Hal ini disampaikannya dalam keterangan yang dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.ID akhir pekan ini.
"Menurut Buku Putih Departemen Pertahanan AS disebutkan bahwa China berniat untuk membangun pangkalan militer di Indonesia," jelas Hikmahanto.
"Amerika Serikat melihat hal ini karena kedekatan ekonomi Indonesia terhadap China. Dikhawatirkan ketergantungan ekomomi Indonesia terhadap China akan melemahkan prinsip Kebijakan Luar Negeri Indonesia yang bebas aktif," sambungnya.
Menurut Hikmahanto, Indonesia diprediksi oleh Amerika Serikat akan jatuh ke tangan China dengan ketergantungan ekonominya dan mudah dikendalikan oleh China.
Padahal Indonesia adalah negara strategis dan memiliki peran yang sentral di kawasan Asia Pasifik, baik untuk Amerika Serikat maupun China.
"Oleh karenanya menhan Amerika Serikat mengundang menhan Indonesia untuk memperkuat kerja sama pertahanan kedua negara," terang Hikmahanto yang juga merupakan rektor Universitas Jenderal A. Yani ini.
Namun di balik kerja sama itu, Amerika Serikat ingin agar Indonesia tidak jatuh ke dalam perangkap China.
"Amerika Serikat juga ingin memberi pesan kepada China bahwa Indonesia berpihak kepada Amerika Serikat, utamanya dalam ketegangan Amerika Serikat dan China di Laut China Selatan," paparnya.
Dalam konteks ini, Hikmahanto menyarankan agar Prabowo tetap berangkat ke Amerika Serikat untuk memenuhi undangan menhan Amerika Serikat.
"Keberangkatannya untuk menegaskan bahwa Indonesia bersahabat dengan siapapun negara," tekan Hikmahanto. (rmol.id/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: