Abu Sayyaf dan Militer Filipina Baku Tembak, Seorang Sandera Asal Indonesia Tewas, Empat Lainnya Belum Jelas
Seorang warga negara Indonesia (WNI) yang disandera Abu Sayyaf meninggal dunia dalam bentrokan antara Abu Sayyaf dan militer Filipina di Kota Patikul, Provinsi Sulu. WNI itu berinisial LB (32) asal Buton, Sulawesi Tenggara
Pada Rabu (30/9) pukul 08.00 waktu setempat, jenazah telah diterbangkan dari Sulu ke Zamboanga dengan pesawat militer Filipina kemudian dibawa langsung ke rumah duka Zamboanga menggunakan pesawat militer. Jenazah, kata dia, diurus oleh funeral house di Zamboanga.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, satu sandera WNI dengan inisial LB diinformasikan meninggal dunia setelah terjadi kontak senjata antara aparat keamanan Filipina, Joint Task Force Sulu dan 45th Batalyon Infantry dengan kelompok Abu Sayyaf di Kota Patikul, provinsi Sulu.
"Atas nama pemerintah, saya ingin menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban atas meninggalnya WNI tersebut," kata Retno dalam konferensi virtual, Rabu (30/9).
Retno menambahkan, otoritas Filipina ikut mengurus dokumentasi kematian WNI tersebut. Pihaknya pun telah melaporkan kematian LB kepada keluarganya.
"Angkatan Bersenjata Filipina telah memberikan komitmen untuk menemukan dan menyelamatkan WNI yang masih disandera oleh kelompok Abu Sayyaf," ujarnya.
LB adalah salah satu dari lima WNI yang diculik saat mereka sedang menangkap ikan di Perairan Lahad Datu, Malaysia pada 16 Januari lalu.
Laporan kepolisian maritim Lahad Datu, pria yang diketahui bernama La Baa (32) itu kemudian dibawa oleh enam orang bertopeng yang menculik mereka menuju perairan Filipina.
WNI asal Buton, Sulawesi Tenggara itu disandera bersama empat rekannya yaitu Arsyad bin Dahlan (42), Arizal Kastamiran (29), Riswanto bin Hayono (27), dan Edi bin Lawalopo (53).
"Kita akan terus melakukan koordinasi dengan otoritas Filipina mengenai nasib empat sandera lainnya," pungkasnya. (der/zul/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: