Sebut Angka Kematian Tim Medis Cukup Tinggi, Ini Penjelasan Menko PMK Muhadjir Effendy
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menyebutkan angka kematian tenaga medis (nakes) akibat terpapar virus corona (Covid-19) di Indonesia cukup tinggi. Menurutnya ada beberapa penyebab angka kematian nakes akibat Covid-19.
"Tingkat mortalitas atau fatalitas baik pasien ataupun tenaga medis tergolong tinggi. Walaupun tidak tinggi-tinggi betul," ungkapnya saat melakukan kunjungan ke RSUD Brebes, Rabu (30/9).
Dipaparkannya, jika dibanding dengan negara lainnya, untuk sekarang jumlah nakes yang meninggal akibat terpapar Covid-19 paling banyak di Rusia. Di Rusia itu jumlah nakes yang meninggal akibat terpapar Covid-19 yakni lebih dari 500 kasus.
"Kita (Indonesia) peringkat seratus sekian. Tapi itu juga tergolong tinggi, kami ikut prihatin. Pemerintah saat ini terus berusaha keras bagaimana nakes ini tidak ada yang terpapar," terangnya.
Disebutkannya, ada beberapa penyebab angka kematian nakes di Indonesia tergolong tinggi. Di antaranya, yakni masalah kelelahan. Hal ini lantaran dokter ini merupakan pekerja yang profesional.
"Karena itu, kita selalu mengingatkan kepada seluruh nakes harus menghitung keselamatan diri," ucapnya.
Kemudian, kata dia, penyebab lainnya yakni kedisiplinan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan standar yang betul-betul aman, termasuk juga terkait Standar Operasional Prosedur (SOP).
"Dan kemarin Pak Menkes telpon saya, nantinya akan ada audit tentang SOP dan standar protokol di rumah sakit bagi tenaga medis. Karena ini bagian dari kemanan bagi para tim medis," katanya.
Selain penyebab di atas, ada hal lain yang menjadi penyebab tim medis meninggal dunia akibat terpapar Covid-19. Yakni, adanya penyakit bawaan yang diderita tim medis.
"Kami mohon penyebab ini untuk diperhatikan. Termasuk untuk mereka (nakes) yang memiliki penyakit penyerta untuk mengurangi praktek umum atau melayani pasien yang OTG sehingga rawan tertular," pungkasnya. (ded/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: