Beli Vaksin-19, 2020 Pemerintah Alokasikan Rp3,8 Triliun, 2021 Ditambahi Rp18 Triliun
Uji klinis tahap III vaksin Sinovac untuk mengatasi COVID-19 berjalan lancar. Presiden Joko Widodo pun meminta agar proses vaksinasi dipercapat.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menjelaskan uji klinis tahap III vaksin COVID-19 yang dikembangkan Sinovac dan Bio Farma berjalan lancar. Bahkan tidak ada efek samping yeng membahayakan.
"Laporan yang diterima sampai saat ini uji klinis berjalan dengan lancar dan tidak diperoleh laporan efek yang berat. Jadi intinya berjalan lancar dan sejauh ini hasilnya baik,” katanya usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, Senin (28/9).
Dikatakannya, bahkan tim dari Sinovac Biotech, perusahaan farmasi asal China, telah meninjau langsung pelaksanaan uji klinis tahap III di Bandung, Jawa Barat. Mereka juga mengunjungi tempat produksi vaksin di lingkungan Bio Farma.
"Pada tanggal 20-24 September tim ahli Sinovac telah visitasi ke bandung, untuk tinjau production site vaksin Bio Farma dan sekaligus observasi pelaksanaan uji klinis fase III yang tengah dilakukan di Bandung dan sekitarnya,” terangnya.
Disebutkan Retno, pihak Bio Farma telah menyiapkan dua gedung untuk produksi vaksin Sinovac dan produksi kandidat vaksin lainnya.
"Delegasi Sinovac secara khusus mengunjungi gedung nomor 21 dan 43. Gedung No.21 akan digunakan untuk produksi vaksin Sinovac, sementara 43 untuk site production atas vaksin kandidat yang melalui mekanisme multilateral, dan kandidat vaksin-vaksin lainnya," ujarnya.
Bio Farma juga telah meningkatkan kapasitas produksi vaksin dari 100 juta dosis menjadi 250 juta dosis.
Di sisi lain, lanjut Retno, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga akan mengunjungi fasilitas Sinovac di Beijing, China, untuk meninjau tempat pengembangan vaksin tersebut.
“Ini bagian dari kehati-hatian dalam mempersiapkan vaksin yang digunakan di Indonesia,” ujarnya.
Sementara Presiden Joko Widodo meminta aparat pemerintah terkait segera menyiapkan rencana vaksinasi COVID-19 dalam dua pekan. "Sehingga saat vaksin ada, itu tinggal langsung implementasi, pelaksanaan di lapangan," katanya.
"Untuk rencana vaksinasi, rencana suntikan vaksin itu direncanakan secara detail seawal mungkin," lanjutnya.
Diterangkannya, perencanaan vaksinasi harus mencakup waktu pelaksanaan, lokasi, lembaga pelaksana, dan sasaran vaksinasi.
Disebutkannya, Indonesia mempunyai dua pilihan sumber vaksin COVID-19, yang pertama vaksin Merah Putih yang dikembangkan Kementerian Riset dan Teknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional, serta Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: