NASA Siapkan Pendaratan di Bulan Senilai Rp409 Triliun
Badan antatiksa Amerika Serikat (AS) NASA menyiapkan anggaran sebesar 28 miliar dolar AS atau sekitar Rp409 triliun untuk misi mengirim astronot ke Bulan pada 2024. Sebanyak 16 miliar dolar di antaranya dihabiskan untuk modul pendaratan di Bulan.
Untuk memuluskan rencana tersebut, kongres harus menandatangani persetujuan dana program bernama Artemis yang telah ditetapkan oleh Presiden Donald Trump itu sebagai prioritas utama. Sebab nantinya, dana 28 miliar dolar akan ditutupi oleh anggaran tahun 2021-2025.
Pejabat NASA Jim Bridenstine mengatakan, risiko politik sering kali menjadi ancaman terbesar bagi program NASA, terkait dengan pemilihan presiden yang berlangsung pada 3 November mendatang. Sebab, jika presiden AS ganti, ada kemungkinan program ini dibatalkan.
"Barack Obama pernah membatalkan misi berawak Mars, padahal pendahulunya sudah menghabiskan miliaran dolar AS untuk proyek tersebut," ujar Bridenstine dikutip dari AFP, Selasa (22/9) kemarin.
Namun, Jika Kongres menyetujui, anggaran pertama yakni 3,2 miliar dolar AS akan cair sebelum Natal. Sejauh ini tak ada masalah dengan anggaran tersebut.
"Kami masih berada di jalur untuk pendaratan di Bulan pada 2024," ujarnya.
Bridenstine menyebut, target pendaratan misi Artemis adalah kutub selata Bulan, mengesampingkan lokasi pendaratan Apollo di ekuator Bulan antara 1969 dan 1972.
"Saat ini ada tiga proyek berbeda yang bersaing melakukan pendaratan di Bulan, termasuk menggunakan pesawat Orion yang membawa dua astronot, salah satunya perempuan," ucapnya.
Misi pertama dikembangkan Blue Origin yang dibentuk CEO Amazon Jeff Bezos bekerja sama dengan Lockheed Martin, Northrop Grumman, dan Draper. Dua proyek lainnya sedang dikerjakan oleh perusahaan SpaceX milik Elon Musk serta Dynetics.
"Penerbangan pertama, Artemis I, dijadwalkan berlangsung pada November 2021 namun tidak berawak. Roket raksasa terbaru SLS, yang saat ini dalam tahap uji coba, akan lepas landas untuk pertama kalinya membawa kapsul Orion," tuturnya.
Kemudian, lanjut Bridenstine, disusul dengan Artemis II pada 2023 yang akan membawa astronot mengelilingi Bulan, namun tidak akan mendarat.
Akhirnya, Artemis III akan melanjutkan misi Apollo 11 pada 1969. Artemis III akan berada di Bulan lebih lama 1 minggu dibandingkan Apollo 11. Para astronot akan menjalani dua hingga lima aktivitas luar angkasa.
"Keilmuwan yang akan kami lakukan benar-benar sangat berbeda dari apa pun yang pernah kami lakukan sebelumnya. Hal yang harus diingat selama era Apollo, kami mengira bulan itu kering sekali. Sekarang kami paham bahwa di Kutub Selatan Bulan ada banyak air es," pungkasnya. (der/zul/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: