Pemerintah Akan Terus Perkuat Ekonomi Syariah
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memastikan pemerintah berkomitmen untuk membentuk sistem keuangan ekonomi syariah di Tanah Air. Salah satunya melalui perundang-udangan yang berlandaskan prinsip nilai-nilai ekonomi syariah.
"Kita terus membangun ekosistem ekonomi syariah mulai dari policy regulasi instrumen dan juga langkah-langkah yang sifatnya menjawab kebutuhan umat secara inklusif," ujarnya di Jakarta, kemarin (21/9).
Indonesia, lanjut dia, Indonesia mayoritas masyarakatnya adalah Islam. Nah, karenanya akan memiliki kekuatan yang luar biasa untuk memberikan jawaban mengenai relevansi nilai-nilai Islam di dalam kehidupan dunia dan di dalam negeri.
"Isu-isu dari mulai industri keuangan industri makanan, industri farmasi, bahkan industri manufaktur, industri lifestyle termasuk tourism ini tentu merupakan suatu isu dan peningkatan aktivitas ekonomi di mana umat Islam ingin menyampaikan atau dalam hal ini melaksanakan etika dan nilai-nilainya namun pada saat yang sama bisa melaksanakan kegiatan ekonomi bersama dengan umat yang lain," paparnya.
Menurut bendahara negara ini, pemerintah terus akan menciptakan prinsip-prinsip keadlian untuk mengembangkan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah. Baik dari sisi kegiatan industri keuangan syariah maupun dari sisi industri riil.
"Ekspor produk halal kita akan didorong tentu memanfaatkan keanggotaan Indonesia di dalam forum organisasi negara-negara Islam," katanya.
Disebutkan, data Organisasi Kerjasama Islam (OKI), pada 2018 produk halal Indonesia ke negara-negara anggota tersebut mencapai USD45 miliar. Jumlah itu setara dengan 12,5 persen dari total perdagangan Indonesia yang mencapai USD369 miliar Dolar.
"Kita berharap pada tahun-tahun ke depan pertumbuhan itu bisa terus dipertahankan," harapnya.
Kendati demikian, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyadari adanya pandemi Covid-19 memengaruhi banyak sekali kinerja ekonomi-ekonomi dari negara-negara di dunia. Kondisi Ini merupakan tantangan yang tidak mudah. Sebab, akan berdampak pada industri halal di Indonesia.
Terpisah, ekonom syariah dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Irfan Syauqi Beik mengatakan, pengembangan ekonomi syariah jangan hanya terfokus pada indikator finansial atau angka. Namun juga nilai spritual yang dibawa dalam ekonomi syariah sehingga berdampak memberbesar ekonomi syariah itu sendiri.
"Kita saksikan sudah banyak pengembangan ekonomi hanya melahirkan kerusakan. Kenapa begitu? Ya karena kurangnya indikator spritual atau nilai dalam kebijakan pemerintah,'' ujarnya.
Irfan mencontohkan, salah satu kebijakan berbasis nilai yang bisa dikembangkan adalah menekankan narasi berbagi lewat zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ziswaf). Instrumen keuangan sosial Islam ini tidak bisa hanya dianggap sebagai sumber dana saja, tapi juga sebagai sumber nilai.
Diterangkan, ekonomi syariah dapat menjadi sumber pertumbuhan baru yang inklusif, berkelanjutan, dan mengedepankan prinsip-prinsip keadilan. "Semakin bertambahnya pula global player dalam ikut memasok rantai nilai halal dunia," tukasnya. (din/zul/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: