Jangan Omong Doang, Publik Akan Tagih Janji Luhut Injeksi Vaksin Covid-19 untuk 100 Juta Orang
Pernyataan Wakil Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Panjaitan yang menargetkan 100 juta orang akan diinjeksi vaksin pada Januari 2020 menuai kritik. Pasalnya, pemerintah terlalu percaya diri dengan vaksin, sementara kondisi di daerah ketersediaan ventilator sangat minim.
”Coba lihat di sejumlah daerah, ventilator masih minim. Kemarin saya baca di Lampung tepatnya di Kabupaten Pringsewu, ada empat rumah sakit yang hanya memiliki dua ventilator. Ini jelas tidak sebanding. Bagaimana kita menggambarkan ketersediaan vaksin itu sendiri,” jelas Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie kepada Fajar Indonesia Network (FIN), Minggu (20/9) kemarin.
Publik, sambung Jerry sangat berharap kerja dari tim atau pemerintah dalam penanganan Covid-19 benar-benar relevan dan konkrit. ”Tidak ada yang melarang menyampaikan narasi membangun dan menanamkan optimisme. Tapi perlu dicatat. Kerja hari ini dari pemerintah telah banyak menuai penilaian miring. Jangan sampai kita menyusul India dengan angka yang nyaris 6 juta warganya terinfeksi,” jelasnya.
”Saya lihat ini terlalu mengada yang penting ventilator ketimbang vaksin itu. Memang jumlah ventilator kita masih minim itu yang dipush dulu ketimbang memesan 100 juta vaksin,” terang Jerry.
Luhut seharusnya melihat lagi apa yang ada dulu yang diperhatikan. ”Saat ini pasien butuh ventilator ketimbang vaksin pasalnya belum ada yang meliris hasil riset mereka. Jadi Pak Luhut gak usah muluk-muluk dulu berpikir 100 juta vaksin Lebih baik penambahan jumlah Rumah Sakit atau bagaimana cara agar tempat pasien Covid-19 tak penuh,” timpalnya.
Untuk diketahui, Indonesia mencatatkan total kasus positif Covid-19 pada Minggu (20/9). Sebanyak 244.676 kasus, menyusul ada penambahan kasus baru sebanyak 3.989 kasus. Angka ini sebenarnya lebih rendah dari hari sebelumnya, Sabtu (19/9), yang mencatatkan rekor tertinggi sejak awal Maret sebesar 4.168 kasus.
Jumlah kasus di Indonesia pada Minggu menduduki peringkat 23 tertinggi di dunia di bawah Jerman dan Filipina, masing-masing 272.311 kasus dan 286.783 kasus (Filipina), mengutip data Worldometer.
Sedangkan pasien meninggal dunia pada Minggu sebanyak 105 orang, sehingga total pasien meninggal sebanyak 9.553 orang. Penambahan pasien meninggal pada Minggu merupakan tertinggi ketiga di dunia setelah Mexico (455) dan Iran (183), mengutip data Worldometer.
Jumlah kasus meninggal terbanyak pada Minggu ialah Jawa Timur (23 orang), DKI Jakarta (14 orang) dan Bali (10 orang). Adapun pasien sembuh di Indonesia pada Minggu sebanyak 2.977, sehingga total pasien sembuh sebanyak 177.327 pasien.
Penambahan kasus positif terbanyak masih terjadi di DKI Jakarta (1.138), Jawa Barat (427), Jawa Timur (336), Jawa Tengah (303), dan Riau (298 kasus). Secara kumulatif, kasus positif terbanyak ialah DKI Jakarta (61.966 kasus), Jawa Timur (40.708 kasus), Jawa Tengah (19.516 kasus), Jawa Barat (16.822 kasus), dan Sulawesi Selatan (14.367 kasus). Total spesimen pada Minggu sebanyak 36.753 spesimen.
Luhut sebelumnya menegaskan pemerintah sudah siapkan Kasad, Polri, unsur kesehatan kita untuk melakukan injeksi di tempat-tempat yang diprioritaskan nanti terutama di bagian kesehatan dan pembantunya.
Menurut Luhut, Pulau Jawa dan Bali juga akan menjadi prioritas untuk vaksinasi mengingat jumlah kasus positif terbanyak berada di wilayah tersebut. Dia melanjutkan, tiga bulan ke depan akan menjadi masa-masa kritis dalam penanganan pandemi di Indonesia.
”Critical time kita lewati Desember ini, kemudian Januari kita mungkin pada posisi yang lebih baik,” kata Luhut.
Pemerintah, lanjut dia, berencana untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk menaati protokol kesehatan, menurunkan angka kasus harian, meningkatkan rasio kesembuhan, dan menurunkan rasio kematian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: