Ahok Bongkar Borok Pertamina, Herman Khaeron: Jangan-jangan untuk Menutupi Kegagalan

Ahok Bongkar Borok Pertamina, Herman Khaeron: Jangan-jangan untuk Menutupi Kegagalan

Usai merugi hingga Rp11,3 triliun, deretan borok Pertamina diungkap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menjabat sebagai komisaris utama.

Melalui video berdurasi 6 menit yang diunggah akun Youtube POIN, Ahok membuka satu demi satu aib institusi yang dijaganya. 

Salah satunya terkait direksi yang hobi lobi menteri. Komisaris pun kata dia rata-rata titipan kementerian.

Menurut Ahok, dia punya cara untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satunya dengan melakukan lelang terbuka.

Borok selanjutnya, Ahok sering mendapati pejabat Pertamina masih menerima fasilitas gaji besar meskipun jelas-jelas sudah dicopot dari jabatan. Alasannya karena orang lama.

Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron mengaku setuju dengan upaya pembenahan di PT Pertamina sebagaimana disampaikan Ahok agar lebih efisien, transparan, akuntabel, dan kontributif bagi negara.

Namun, Herman Khaeron meminta Ahok tidak memanfaatkan posisinya sebagai komisaris utama Pertamina untuk pencitraan pribadi dengan banyak mengumbar omongan dari pada langkah konkret.

"Pak Ahok adalah komut di Pertamina, sebaiknya silakan gunakan kewenangannya untuk melakukan pembinaan dan pengawasannya secara internal," kata Herman Khaeron dikutip dari RMOL,  Rabu (16/9).

"Saya setuju bahwa Pertamina harus efisien, profesional, dan menjadi perusahaan hebat ke depan, tetapi di kala Pertamina rugi Rp11,3 triliun dan kerugian ini di era Ahok, janganlah menyerang institusi sendiri dan bahkan menyerang Kementerian BUMN untuk dibubarkan," imbuhnya.

Menurut politisi Partai Demokrat ini, semestinya Ahok sebagai komut melakukan pembinaan dan pembenahan ke dalam internal perusahaan.

Dia pun menduga pernyataan Ahok dilakukan guna menutupi kegagalan dirinya yang membuat Pertamina merugi. 

"Jangan-jangan ocehan ini untuk menutupi kegagalan dia menjaga Pertamina merugi. Jangan bicara Indonesia incorporation jika sebagai Komut Pertamina saja gagal dan hanya nakut-nakuti," pungkasnya. (rmol.id/ima)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: