Tampung 3.100 Fosil, Situs Semedo Lebih Tua dari Sangiran
Museum Semedo di Desa Semedo Kecamatan Kedungbanteng yang dibangun sejak tahun 2015 di atas lahan seluas 10.582 meter persegi akan diresmikan dan mulai beroperasi 2021 mendatang. Diperkirakan, museum tersebut mampu menampung 3.100 fosil.
"Semoga tahun depan bisa diresmikan," kata Bupati Tegal Umi Azizah, saat meninjau kesiapan museum tersebut, Jumat (4/9) lalu.
Konon, Museum Semedo digadang-gadang memiliki usia yang lebih tua dari Situs Sangiran. Semedo memiliki nilai sejarah yang tinggi. Temuan fosil di museum tersebut merupakan hasil dari para pegiat fosil warga sekitar.
Mereka yakni, Dakri, Anshori, Duman, dan Sunardi. Keempatnya warga asli Desa Semedo. Penemuan fosilnya antara lain, fosil manusia purba dan fosil fauna yang hidup jutaan tahun yang lalu.
Atas temuan itu, Umi Azizah memberikan apresiasi dan terima kasih. Menurut Umi, mereka telah bekerja keras menemukan situs semedo dan menyerahkannya ke Pemerintah Republik Indonesia.
“Mewakili masyarakat Kabupaten Tegal dan Pemkab Tegal saya ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan jasa beliau akan terus dikenang sepanjang masa dan memberi motivasi ke generasi penerus bangsa. Karena dengan adanya situs ini tentu menjadi sarana pengetahuan bagi anak-anak kita ke depan,” kata Umi.
Sementara itu, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran Albertus Niko menjelaskan, pembangunan Museum Semedo diawali dengan hasil penelitian salah satu fosil penemuan di Semedo.
“Tahun 2014 kami meneliti fosil di sini. Lalu kami tindak lanjuti hingga Kementerian Kebudayaan sehingga terjadilah pembuatan museum,” ujarnya.
Niko menambahkan, saat ini Museum Semedo sedang pada tahap pengisian display fosil-fosil hasil temuan para pegiat fosil Semedo. "Fosilnya masih dikumpulkan di museum," ucapnya.
Dakri, salah satu penemu fosil Semedo, mengisahkan, awal mula penemuan fosil pada tahun 2011. Kala itu, dia menemukan pecahan fargmen manusia purba Homo Erectus.
Lantas temuan itu diteliti oleh BPSMP Sangiran. Tak hanya temuan Homo Erectus, Dakri juga menemukan ribuan fosil lainnya seperti fosil mandibula dan gigi geligi primate besar jenis Gigantopithecus (kingkong), alat paleolitik jenis kapak genggam, kapak penetak, kapak perimbas dan alat serpih hingga alat serut yang berbahan batu koral kersikan.
“Saya berharap generasi muda bisa memahami bahwa ada kehidupan di masa lalu, dibuktikan dengan temuan-temuan fosil yang ada di Museum Semedo,” harapnya. (yer/gun/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: