Uji Coba Awal Vaksin Covid-19 Rusia Mampu Kembangkan Antibodi pada Tubuh
Uji coba awal vaksin Covid-19 Rusia Sputnik V menunjukkan hasil positif. Berdasarkan hasil penelitian yang diterbitkan jurnal The Lancet, Jumat (4/9) menyebutkan, bahwa vaksin tersebut mampu mengembangkan antibodi pada pasien yang terlibat dalam uji coba.
Selain itu, vaksin tersebut juga tidak menyebabkan efek samping serius. Namun, para ahli menganggap cakupan uji coba itu masih terlalu kecil untuk membuktikan keamanan dan keefektifannya.
Rusia bulan lalu mengumumkan vaksin Sputnik V, diambil dari nama satelit era Uni Soviet yang diluncurkan ke luar angkasa pada 1957, telah mendapat persetujuan.
Vaksin itu menimbulkan kekhawatiran di kalangan ilmuwan Barat karena kurangnya data hasil penelitian. Keterburu-buruan dalam menghasilkan vaksin bisa menyebabkan bahaya. Namun, Rusia mengecam kritikan itu sebagai upaya untuk merusak citra penelitiannya.
Dalam jurnal Lancet, para peneliti Rusia melaporkan dua percobaan kecil, masing-masing melibatkan 38 orang dewasa sehat berusia antara 18 dan 60 tahun. Masing-masing diimunisasi dua kali, pertama diberikan satu dosis disusul 21 hari kemudian dengan booster.
"Mereka dipantau selama 42 hari dan semua antibodi berkembang dalam 3 pekan pertama. Vaksin tersebut aman, dapat ditoleransi dengan baik, dan tidak menyebabkan efek samping serius pada sukarelawan dewasa yang sehat," bunyi laporan, seperti dikutip dari AFP.
Laporan juga mengungkap, 76 peserta uji coba akan terus dipantau hingga 180 hari. Uji klinis fase 3 yang lebih ketat direncanakan melibatkan 40.000 sukarelawan dari berbagai usia dan kelompok risiko. (der/zul/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: