Mahfud MD Dianggap Tidak Kompeten Ngomong Ekonomi, Arief Poyuono: Kok Malah Jadi Kompor Meleduk Menakut-nakuti
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD dianggap tidak punya kompetensi di bidang ekonomi. Karenanya, pernyataan tentang kondisi perekonomian Indonesia malah menakut-nakuti dunia usaha.
Sindiran itu diungkapkan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono, Minggu (30/8) malam. "Ini menteri yang tidak kompeten ngomong perekonomian. Kok malah jadi kompor meleduk menakut-nakuti masyarakat dan pelaku usaha. Piye iki Kang Mas Jokowi? Bukannya membangun trust di masyarakat dan percaya diri di saat pandemi covid-19," ucap Arief dalam keterangan kepada jpnn.com, Minggu malam (30/8).
Tudingan itu disampaikan Arief, merespons pernyataan Mahfud saat acara temu Seniman di Yogyakarta, Sabtu (29/8).
Mahfud memastikan 99,9 persen Indonesia akan mengalami resesi pada bulan depan. Namun menurut Mahfud, resesi bukan berarti terjadi krisis ekonomi.
Arief pun menerangkan bahwa resesi ekonomi dalam teorinya hanya sekadar hitungan statistik yang disajikan oleh BPS, berupa indeks pertumbuhan ekonomi, di mana angka pertumbuhan ekonomi itu minus dua kuartal berturut-turut dalam satu tahun. "Resesi ekonomi yang dimaksud itu sebenarnya bukan sebuah fakta yang riil bahwa ekonomi negara itu mengalami kesulitan," sambung lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Jayabaya ini.
Apalagi Indonesia, kata Arief, sekitar 56,7 persen kegiatan underground ekonomi atau sektor informalnya tidak terhitung oleh BPS saat melakukan survei untuk menghitung produk domestik Bruto (PDB).
Dengan demikian, kata ketum FSP BUMN Bersatu ini, banyak indikator sisi konsumsi masyarakat yang jadi faktor terbesar dalam pertumbuhan ekonomi tidak terhitung secara akurat terutama konsumsi barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor informal dan kegiatan underground ekonomi di Indonesia. "Contoh saja BPS tidak pernah menghitung masker sebagai APD yang diproduksi oleh UKM atau informal yang mana saat Covid-19, mayoritas masyarakat banyak menggunakan masker yang diproduksi oleh industri rumahan dibandingkan yang diproduksi pabrik," jelasnya. Untuk itu, Arief mengingatkan para pembantu Presiden Jokowi di Kabinet Indonesia Maju jangan malah menimbulkan ketakutan di tengah-tengah masyarakat dan kalangan pelaku usaha.
"Jadi tolong menteri-menteri Jokowi jangan bikin gaduh terkait keadaan ekonomi nasional. Kerja saja percepat semua program penyelamatan ekonomi nasional. Jangan malah menakuti masyarakat dengan data-data yang tidak benar," tandas Arief. (jpnn/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: