Jepangnya Indonesia Ceritamu Dulu, Kini Kelimpungan karena Sepi Orderan

Jepangnya Indonesia Ceritamu Dulu, Kini Kelimpungan karena Sepi Orderan

Kota Tegal pernah mengalami masa keemasan dengan sebutan Jepangnya Indonesia, mengingat kemampuan Industri Kecil Menengah (IKM) logam dalam memproduksi komponen yang dipasok untuk industri besar. Berbanding terbalik, IKM logam di Kota Bahari kini tengah kelabakan, karena kesulitan dan pemesanan produk sepi.

“Di Jalan Cempaka banyak yang menganggur, karena tidak ada orderan,” kata Ridwan, salah satu perajin IKM logam di acara Sosialisasi Kemitraan IKM Alat Angkut dengan Asosiasi Industri Besar di Jawa Tengah yang diadakan Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerin) Kota Tegal bersama Kementerian Perindustrian (Kemenperin) di Karlita International Hotel, Jumat (28/8).

Acara yang dibuka secara daring oleh Direktur Direktorat IKM Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut Kemenperin Endang Suwartini diikuti 42 IKM logam di bidang otomotif dan 8 perusahaan galangan kapal. Sejumlah narasumber dihadirkan dengan dimoderatori Kasubdit IKM Alat Angkut Kemenperin Irvan Kukswardana.

Seperti diketahui, Jalan Cempaka yang disebut Ridwan merupakan kawasan berkumpulnya IKM logam dengan berbagai jenis produk. Ke depan, Ridwan berharap Disnakerin Kota Tegal bisa menjembatani orderan untuk IKM logam.

“Banyak di antara kami yang bisa bekerja, tetapi tidak bisa mencari pekerjaan,” ucap Ridwan.

Perajin IKM logam lainnya, Parkono, menyampaikan, di Kota Tegal ada sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti PT KAI, Pelindo, dan Pertamina. Namun, IKM logam belum mendapatkan kesempatan menggaraporderan sparepart yang dibutuhkan BUMN tersebut.

“Kami berharap pekerjaandan pembinaan dari dinas,” tutur Parkono.

Ketua Divisi Logam IKM Apik Banget Kota Tegal Haikal Abduh menyampaikan, pandemi Covid-19 mempengaruhi semua sektor, termasuk membuat IKM logam lesu. Di saat ada kenaikan bahan baku, tidak ada orderan.

“Semua kelabakan. Beberapa IKM logam tutup sementara. Yang masih bisa bertahan bersyukur sekali,” ujar Haikal.

Selain membutuhkan pendampingan dan lingkungan industri untuk tempat produksi, Haikal mengungkapkan, dilakukannya kemitraan yang dijalin dengan Asosiasi Industri Besar diharapkan dapat membuat IKM logam memiliki bapak angkat. Sudah seharusnya IKM logam menatap masa depan dan move on dari cerita masa lalu.

“IKM logam akan terus disolidkan dan bersinergi dengan Pemerintah Kota Tegal, serta MoU dengan Asosiasi Industri Besar,” imbuh Haikal.

Kepala Disnakerin Kota Tegal Heru Setyawan mengatakan, Sosialisasi Kemitraan ini merupakan langkah untuk menjembatani pemasaran IKM logam dengan Asosiasi Industri Besar yang direalisasikan melalui MoU. “Produk harus disesuaikan dengan permintaan pasar. Kegiatan ini dalam rangka itu, bukan hanya dengan BUMN, tetapi juga industri besar,” jelas Heru.

Heru melanjutkan, Disnakerin Kota Tegal merencanakan revitalisasi Dapur Induksi yang berada di Jalan Mataram. Sedangkan untuk pembinaan serta pelatihan dilaksanakan secara terprogram, bertahap, berkelanjutan.

Direktur Direktorat IKM Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut Kemenperin Endang Suwartini berpesan kepada IKM logam agar terus optimistis di tengah pandemi. Endang meminta IKM logam dan stakeholder bergotongroyong mengatasi persoalan yang ada. Di samping itu, MoU yang dilakukan tidak hanya seremonial di atas kertas saja.

Sumber: