Jembatan Jalan Pancasila Peninggalan Abad 19, Arsitekturnya Jangan Diubah
Pekerjaan Peningkatan Jembatan Jalan Pancasila Kota Tegal senilai Rp3,2 miliar mulai dikerjakan. Arsitektur jembatan yang menghubungkan akses dari Stasiun Tegal ke Alun-Alun itu diminta tetap dipertahankan, dan tidak diubah dari bentuk semula.
“Sebaiknya jangan diubah. Arsitekturnya harus sama, termasuk ada lampu gantungnya,” kata Budayawan Yono Daryono, Kamis (27/8) kemarin.
Yono mengatakan Jembatan Jalan Pancasila berusia lebih dari 50 tahun, sehingga merupakan cagar budaya yang harus dijaga. Akan dilebarkan atau ditinggikan, dengan catatan tetap dipertahankan seperti bentuk semula.
Sementara itu, Tokoh Masyarakat Maufur menyampaikan, karena jembatan tersebut memiliki sejarah yang berarti, peningkatan tetap masih perlu menampakan bukti sejarah dan bermanfaat ganda.
“Peningkatan agar menjadi mudah dan indah untuk berlalu lintas di sekitar dan berpengaruh positif secara luas,” ungkap Maufur.
Sekretaris Komisi III DPRD Kota Tegal Sisdiono Ahmad menegaskan jembatan yang dibangun di Abad 19 itu merupakan warisan yang perlu dilestarikan. Selain harus mempertahankan arsitektur aslinya, Sisdiono mempunyai sejumlah catatan.
Antara lain, peningkatan dengan tetap meninggikan jembatan, karena untuk mengantisipasi naiknya elevasi sungai setiap tahun. “Jika diturunkan, air dan sampah bisa menempel di jembatan,” ujar Sisdiono.
Sisdiono menambahkan Jalan Pancasila merupakan kawasan yang unik dan satu-satunya di Jawa Tengah. Karena di sekitarnya banyak terdapat bangunan bersejarah yang satu kawasan dengan Stasiun Tegal.
Selain jembatan, bangunan bersejarah lainnya di Jalan Pancasila yaitu Menara PDAM atau Waterleideng dan Gedung SCS atau Gedung Birao. “Kita harus menghargai bangunan bersejarah,” ungkap Sisdiono. (nam/wan/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: