Rekam Jantung

Rekam Jantung

"Sisi lemah apa yang ada pada Kamala yang akan jadi sasaran serangan Trump?" tanya saya lagi.

"Hanya satu: Trump akan menyerangnyi sebagai bukan orang Amerika," jawab John.

Begitu sulit mencari kelemahan Kamala, kecuali soal ras tadi. Sasaran serangan pun akan lebih ke Biden langsung.

Tapi semakin sulit juga menyerang Biden. Peluru untuk Biden sudah dihabiskan tahun lalu. Dalam kaitan dengan keterlibatan anak Biden yang lain di bisnis di Ukraina dan di Tiongkok. Itu pun tidak mempan.

Fokus serangan berikutnya kelihatannya akan beralih ke umur: Biden sudah 77 tahun. Tapi ini juga tidak terlalu ampuh. Trump sendiri sudah 74 tahun.

Rupanya soal umur ini akan tetap dipakai menyerang Biden. Dengan cara: bikin isu ancaman kulit hitam dan aliran kiri.

Maka dihembuskanlah isu ini: kalau Biden meninggal dalam jabatan Kamala akan jadi presiden. Trump akan membawa sentimen ras lagi: masak sih presiden Amerika kulit hitam lagi. Bahkan wanita.

Isu itu kemarin dikembangkan lebih luas. Lewat media sosial. Yang melontarkan isu itu tanpa menyertakan identitas jelas. Ketika dihubungi wartawan tidak tersambung.

Isu baru ini mendapat respons luas. Bunyinya: kalau Biden meninggal dalam jabatan Kamala akan jadi presiden dan ketua DPR Nancy Pelosi akan otomatis jadi wakil presiden.

Sang buzzer perlu memasukkan nama Nancy Pelosi karena nama ini sangat tidak populer di kalangan pendukung Trump.

Maka media mainstream di sana kini sibuk melakukan pengecekan fakta. Ternyata tidak seperti itu.

Kalau pun Biden meninggal, dan kalau pun Kamala otomatis jadi presiden, tidak otomatis ketua DPR menjadi Wapres.

Yang benar: Kamala sebagai presiden baru akan memilih satu nama calon wakil presiden. Nama itu harus mendapat persetujuan DPR dan Kongres.

Usaha buzzer seperti itu dianggap berhasil. Setidaknya dalam dua hari terakhir ini langit Amerika dipenuhi isu Biden akan mati ketika menjabat presiden nanti.

Rasanya itu pun hanya akan jadi keberhasilan jangka pendek. Hasil survei politik terus menempatkan nama Biden kian tinggi. Sampai-sampai muncul isu baru: kalau mau menang Trump harus mengganti calon wakil presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: