Menjadi Akseptor KB Terbaik Kedua di Jateng, Pemkab Tegal Sukses Lampaui Target

Menjadi Akseptor KB Terbaik Kedua di Jateng, Pemkab Tegal Sukses Lampaui Target


Program pelayanan Keluarga Berencana (KB) sejuta akseptor di Kabupaten Tegal dinilai baik. Penilaian dibuktikan atas pencapaian Kabupaten Tegal yang melampaui target sebesar 311,47 persen. 

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Jawa Tengah Martin Suanta, Selasa (28/7) mengatakan, target 2.415 akseptor, Kabupaten Tegal mampu mencapai target sebanyak 6.681 akseptor. Dari hasil pencapaian ini, Kabupaten Tegal berhasil menjadi juara II terbaik dalam pelayanan KB Sejuta Akseptor. 

Untuk itu, BKKBN Jawa Tengah memberikan apresiasi kepada Bupati Tegal Umi Azizah dan jajaran Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Tegal serta seluruh pihak yang telah menyukseskan penggerakan dan pelayanan KB di Kabupaten Tegal.

“Luar biasa, Kabupaten Tegal salah satu penyumbang akseptor terbanyak di Jawa Tengah yaitu sekitar 6.681 akseptor. Secara nasional, Jawa Tengah juga memberikan kontribusi signifikan, dari target 147.654 akseptor mampu mencapai 173.698 akseptor atau 117,64 persen,” katanya.

Pada masa pandemi Covid-19 ini, tambah Martin Suanta, promosi dan pelayanan KB merupakan upaya penting dalam penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Di samping itu juga upaya pencegahan stunting yang saat ini menjadi fokus pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dirinya menitip pesan kepada para tenaga lapangan KB untuk meningkatkan pelayanan dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait penggunaan kontrasepsi selepas kelahiran. 

“Bisa melalui media, baik cetak maupun online. Agar komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang program bangga kencana kepada masyarakat dapat tersampaikan,” tambahnya.

Sementara itu, Bupati Tegal, Umi Azizah 
menyampaikan, pembatasan aktivitas sosial di masa pandemi Covid-19 telah membawa dampak sosial dan ekonomi di masyarakat. Salah satunya yang bisa dirasakan pada Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana atau Bangga Kencana di Kabupaten Tegal adalah meningkatnya putus pakai alat kontrasepsi. 

Jika angka kebutuhan KB yang belum terpenuhi pada bulan Mei 2019 lalu mencapai 11,75 persen, maka di bulan Mei 2020 ini naik menjadi 15,03 persen. Faktor tersebut, akibat kebijakan protokol kesehatan untuk tetap tinggal di rumah sekaligus akses akseptor pada pelayanan KB pun terhambat. Logikanya, kondisi seperti ini dapat memunculkan banyak kehamilan yang tidak diinginkan sebagaimana yang terjadi di daerah lain. 

Namun, pada faktanya, angka kehamilan ibu di Kabupaten Tegal selama lima bulan terakhir, sejak Januari hingga Mei tahun 2020 justru menurun 6,36 persen dari periode yang sama tahun lalu. (guh/ima)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: