Editor Metro TV Yodi Prabowo Jalani Tes HIV dengan Debit, Polisi: Masa Iya Kami Ngarang

Editor Metro TV Yodi Prabowo Jalani Tes HIV dengan Debit, Polisi: Masa Iya Kami Ngarang

Editor Metro TV Yodi Prabowo, menurut polisi sempat melakukan pemeriksaan HIV di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo beberapa hari sebelum kematiannya.

Hal ini kembali ditegaskan polisi, Selasa (28/7). 
Polisi menegaskan, hal tersebut tidak mengada-ada.

“Masa iya kami ngarang-ngarang,” ucap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Tubagus Ade Hidayat saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (28/7) dikutip dari Pojoksatu.
 
Kata polisi, semuanya sudah jelas karena ada rekam jejaknya. Yodi membayar dengan cara debit di sana.

Polisi juga telah memeriksa dokter hingga resepsionis di hari Yodi melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan beberapa hari sebelum Yodi menghabisi nyawanya sendiri.

“Ke RSCM itu beberapa hari sebelum kematiannya. Dan ada dokternya sudah diperiksa, resepsionisnya sudah diperiksa, tanggal bayarnya ada, hasil lab-nya ada. Bayar pake debitnya ada, yang mana yang harus dibuktikan lagi,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Yodi Prabowo sempat datang ke rumah sakit guna memeriksa apakah dia mengidap penyakit HIV sebelum menghabisi nyawanya sendiri. Pemeriksaan ini dilakukan atas dasar keinginannya sendiri.

Hasil dari tes HIV itu sendiri belum sempat diambil oleh Yodi hingga akhirnya meninggal dunia. Polisi pun tidak menjelaskan hasil dari pemeriksaan HIV tersebut.

“Atas kehendaknya sendiri, positif atau tidaknya HIV. Hasilnya, sampai dia meninggal dunia hasil itu belum diambil,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Tubagus Ade Hidayat di Markas Polda Metro Jaya.

Yodi Prabowo ditemukan sudah tak bernyawa di pinggir Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Ulujami, Pesanggarahan, Jakarta Selatan, Jumat, 10 Juli 2020. Saat ditemukan, korban mengenakan jaket hijau, celana hitam, tas selempang hitam, memakai sepatu dan masih mengenakan helm.

“Lokasi temuan di samping tembok tol,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Polisi Budi Sartono saat dikonfirmasi wartawan, Jumat, 10 Juli 2020.

Berdasarkan data yang dihimpun, korban pertama kali ditemukan oleh seorang saksi setelah melihat sepeda motor di sebuah warung bensin dalam keadaan mesin sudah dingin. Beberapa saat kemudian, sejumlah anak yang sedang bermain layangan di pinggir jalan tol melihat ada sesosok mayat laki-laki yang tergeletak.

Dua pekan lamanya polisi melakukan penyelidikan dan penyidikan. Pada awalnya Yodi sempat diduga dibunuh. Namun, hasil berkata lain. Lewat lima analisis yang dilakukan polisi, Yodi dinyatakan bunuh diri, bukan dibunuh orang lain. (dhe/pojoksatu/ima)

Sumber: