Politisi PKS Minta Gibran Jadi Ketua RT Dulu, Mardani: Jangan Ujug-ujug Calon Kepala
Menanggapi isu dinasti politik yang berkembang saat ini, Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera tegas mengatakan, proses menjadi pemimpin itu tidak instan. Melainkan harus dari bawah.
Anggota Komisi II DPR RI ini menyatakan, harus ada regulasi yang jelas guna mencegah berkembangnya politik dinasti dalam demokrasi di tanah air.
Karena menurutnya, sangat bahaya jika proses menjadi pemimpin dilakukan dengan cara instan, seperti praktik politik dinasti.
Ia menilai, seorang pemimpin harus punya perjuangan politik dari bawah sebelum mengampu tongkat kepemimpinan.
Mardani Ali Sera dalam Diskusi Forum Legislasi bertajuk UU Pilkada dan Kekhawatiran Menguatnya Dinasti Politik di Media Center DPR RI, Senayan, Jakarta (27/7) mengungkapkan hal ini.
“Sehingga ada pembelajaran secara mental dan kemampuan dalam mengelola publik,” ujarnya.
Kalau bisa, kata Mardani, merangkak dari bawah seperti lebih dulu menjadi ketua RT, ketua RW, Karang Taruna, KNPI, mulai dari paling bawah.
“Jadi ada pengalaman mengurus publik, jangan ujug-ujug maju sebagai kepala daerah,” imbuhnya.
Anak buah Sohibul Iman ini pun mencontohkan seperti karier politik yang dilakukan Ketua DPR RI Puan Maharani benar-benar memulai dari bawah.
“Saya puji Bu Puan Maharani. Sebelum jadi ketua DPR itu karirnya mulai dari bawah,” tuturnya.
“Sempat mulai dari ketua Bapilu Jateng, kemudian maju sebagai anggota DPR, jadi menteri dan menjadi ketua DPR. Itu dari bawah,” sambungnya.
Ia menilai, pengalaman mengurus publik akan melatih mental seseorang dalam memimpin suatu kelompok.
Karena itu, dia menyatakan, jangan sampai dinasti politik ini menihilkan unsur pengalaman seseorang dalam mengelola urusan publik.
“Sehingga ini memerlukan koreksi terhadap Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (RUU Pilkada) yang akan datang,” tandasnya. (muf/pojoksatu/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: