Wawancara Gibran Tak Akan Berpolitik 10 Tahun ke Depan Muncul Lagi, Pengamat: Inkonsistensinya Selamanya Dicat
Inkonsistensi pernyataan Gibran Rakabuming Raka bisa jadi akan digunakan sebagai senjata calon lawannya di Pilkada Kota Solo Desember nanti. Sejarah akan mencatat selamanya statement yang berbanding 180 derajat dengan kenyataannya itu.
Pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam mengungkapkannya usai melihat video wawancara Gibran di salah satu tayangan tv swasta. Dalam video itu Gibran mengaku tidak akan menjadi politisi selama 10 tahun mendatang, kira-kira hingga usianya lebih dari 40 tahun.
"Itulah inkonsistensi Gibran yang selamanya akan dicatat oleh sejarah. Isu tersebut bukan tanpa masalah, karena selamanya sewaktu-waktu akan diungkit oleh publik," kata Saiful Anam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (28/7).
"Maka statement tersebut akan menjadi pintu masuk bagi calon lawan Gibran selain politik dinasti," sambungnya.
Video wawancara Gibran yang kembali beredar itu, kata Saiful, membuat pintu bagi calon lainnya untuk melawan Gibran semakin terbuka. "Calon yang selama ini enggan melawan Gibran, yang notabene anak presiden terbuka lebar bertarung dengan memainkan isu inkonsistensi dan dinasti politik," kata Saiful.
Apalagi, sambung Saiful, jika calon lawan Gibran mampu merangkul orang-orang yang kecewa terhadap pencalonan ayah dari Jan Ethes tersebut.
“Akan menjadi hal yang menarik apabila barisan sakit hati bersatu dan memunculkan calon alternatif untuk mengalahkan Gibran dalam Pilkada Solo," pungkas Saiful.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: