Penumpang Kereta Api Sudah Bisa Rapid Test di Stasiun, Penumpang: Biayanya masih Kemahalan
Berpergian naik kereta api sekarang berbeda. Syaratnya bertambah. Selain tiket, juga menyertakan hasil rapid test.
Rapid test biasanya diakses di layanan kesehatan. Tapi, mulai hari ini, Senin (27/7) layanan rapid test bisa di stasiun. Ada 12 stasiun yang melayani rapid. Stasiun Purwokerto salah satunya.
Tapi yang baru bisa melayani hanya Stasiun Pasar Senen. Stasiun lainnya bertahap. Rapid testnya dikenai tarif 85 ribu. Besaran tarif rapid test di Stasiun, menurut, Bagus Gilang, warga Purwokerto, terlampau mahal.
Terlebih kondisi seperti ini. Ekonomi babak belur. Dihantam pandemi. "Kemahalan. Mending mentok 50 ribu," katanya.
Ia sepakat, rapid test jadi upaya memutus mata rantai penyebaran virus. Namun, disisi lain rapid test dinilainya ribet. "Mungkin bakal jadi lebih ribet ya. Kalau bepergian, yang kasihan orang-orang yang mungkin belum pernah tes-tes seperti itu," paparnya.
Dari hitung-hitungannya, rapid test malah jadi beban. Sederhana saja. Harga tiket kereta, menurutnya, sudah lumayan mahal. Ditambah dengan rapid, biaya perjalanan jadi membengkak.
"Tambah dibebani. Tiket juga wis ngarani," ucapnya.
Terkait layanan rapid test di stasiun, Tefur Nur Rohman, warga Purwokerto, punya pandangan sendiri. Saat ini, dia memilih beralih dari kereta ke bus. Alasannya jelas. Lebih terjangkau, selain itu tidak perlu pakai syarat rapid test.
"Harga tiket kereta saja udah mahal si sebenernya. Ditambah harus bayar buat rapid, kalau aku si lebih milih naik bus," paparnya.
Dengan tarif 85 ribu menurutnya lebih murah. Rapid dilayanan kesehatan bisa 150 ribu. Memang jadi lebih mudah. Bisa rapid di stasiun. Namun baginya tetap masih kurang terjangkau. Karena mesti menambah biaya lagi.
"Aku lebih pilih bus. Karena lebih simpel," ujarnya.
Adanya layanan rapid di stasiun justru disambut positif, oleh Selena Bayan warga Purwokerto. Menurutnya rapid di stasiun semakin memudahkan masyarakat dalam melakukan mobilitas.
"Dengan adanya layanan rapid test di KAI mungkin bisa semakin, memudahkan orang-orang yang mau berpergian. Tanpa harus mereka rapid di RS lagi," paparnya.
Terkait tarif, ia nilai relatif. Ia bandingkan rapid dahulu yang menyentuh angka Rp300-400 ribu, kemudian Rp150 ribu, lalu sekarang KAI mematok tarif 85 ribu ia sebut murah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: