Erick Thohir Diminta Adian Napitupulu Perjelas Posisi Jokowi, Presiden atau Pengantar Surat?
Permintaan Presiden Joko Widodo kepada para aktivis 1998 untuk menyodorkan sejumlah nama diyakini bukan pernyataan basa-basi. Nama-mana tersebut, konon yang nantinya akan menduduki sejumlah posisi di lembaga.
Keyakinan itu diungkapkan politisi PDIP Adian Napitupulu, yang mengenal Presiden Ketujuh RI itu bukan sosok yang suka berbasa-basi.
“Saya kenal Pak Jokowi itu dari 2011, sejak dia menjabat wali kota Solo. Ada banyak peristiwa dan obrolan dengan beliau,” ujarnya dalam Bincang Santai Dengan Adian Napitupulu yang disiarkan secara langsung melalui YouTube, Kamis (23/7).
Lebih lanjut Adian mencontohkan permintaan para aktivis agar Presiden Jokowi membebaskan pejuang hak asasi manusia (HAM) Eva Bande.
Pada Hari Ibu 2014, Jokowi memberikan grasi untuk Eva Bande yang dihukum gara-gara membela para petani di Luwuk, Sulawesi Tengah.
“Kemudian soal tahanan politik dan narapidana politik Papua, itu juga dibebaskan. Kami juga meminta agar pelaku human trafficking dihukum berat, itu presiden langsung menelpon Kapolri. Jadi, beliau itu luar biasa menurut saya,” ucap Adian.
Politikus kelahiran Manado, 9 Januari 1971 itu pun meyakini ada sejumlah pertimbangan yang mendasari Presiden Jokowi meminya para aktivis 1998 mengajukan sejumlah nama untuk menempati posisi tertentu.
Salah satunya adalah pertimbangan tentang konsistensi para aktivis dalam memperjuangkan kemanusiaan di seluruh provinsi di Indonesia.
“Saat halalbihalal aktivis 98 Juni 2019 itu kan presiden meminta nama. Bisa jadi menteri, dubes, komisaris, dan lain-lain. Itu kemudian dia buktikan, pada 17 Oktober 2019, dia meminta saya menjadi bagian dari kabinet,” ucapnya.
Adian mengakui dirinya menolak tawaran tersebut karena menyadari kondisinya. Suami Dorothea Eliana itu menyadari soal kondisi kesehatannya.
“Jadi, dia (Jokowi) undang memang, (posisi) menteri sudah ditawarkan. Lalu untuk posisi komisaris dan lain-lain, saya percaya presiden tidak akan ingkar. Buktinya, waktu saya berbincang dengan beliau bulan lalu, dia bertanya apa belum masuk,” tutur Adian.
Mendengar pertanyaan itu, Adian langsung merespons bahwa dirinya sudah menyerahkan sejumlah nama. Namun, sampai saat ini belum ada yang diangkat.
“Jadi, dia tidak bilang nama-nama yang diajukan tidak kompeten dan lain-lain. Malah bertanya, apa sudah masuk atau belum. Kenapa hal ini saya kemukakan, karena kami menyampaikan apa yang diminta, bukan sebaliknya sebagaimana disebut kami yang meminta,” katanya.
Apakah hal itu berarti Menteri BUMN Erick Thohir menolak nama-nama yang diajukan para aktivis’98? Adian menegaskan tidak pernah sekali pun menyerahkan nama atau meminta jabatan kepada Erick Thohir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: