Wow.. Tanoto dan Sampoerna Foundation Dapat Hibah Rp20 Miliar dari Kemendikbud per Tahun

Wow.. Tanoto dan Sampoerna Foundation Dapat Hibah Rp20 Miliar dari Kemendikbud per Tahun

Kemendikbud, terang Huda, tidak bisa beralasan jika proses seleksi diserahkan kepada pihak ketiga. Sehingga mereka tidak bisa ikut campur. Menurutnya Kemendikbud tetap harus melakukan kontrol terhadap mekanisme seleksi. Termasuk proses verifikasi di lapangan.

"Pendidikan merupakan salah satu pilar kehidupan bangsa. Keberadaannya telah eksis sejak sebelum kemerdekaan. Kita akan dengan mudah bisa membedakan mana entitas pendidikan yang telah berpengalaman, mana entitas pendidikan yang baru eksis dalam empat lima tahun terakhir," tandasanya.

Politisi PKB itu menjelaskan seleksi POP seharusnya memiliki keberpihakan kepada ormas yang punya rekam jejak panjang di dunia pendidikan.

Hal senada disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriwan Salim. Menurutnya dana POP lebih baik digunakan untuk membantu pelaksanaan pendidikan jarak jauh (PJJ) di tengah pandemi COVID-19.

"Dari pada membantu yayasan perusahaan, lebih baik dana Organisasi Penggerak yang mencapai setengah triliun itu digunakan membantu pelaksanaan PJJ," ujar Satriwan Salim.

Dia menjelaskan lebih dari 46.000 sekolah tidak bisa melakukan PJJ karena infrastruktur yang tidak memadai. Tak hanya di daerah tertinggal, terluar dan terdepan (3T). Tetapi juga di Jabodetabek. Dia mengaku terkejut Tanoto Foundation dan Sampoerna Foundation lolos program untuk kategori gajah.

"Kami menduga ada potensi kepentingan karena Dirjen GTK Kemendikbud pernah menjadi salah satu dekan di bawah salah satu yayasan perusahaan tersebut. Begitu juga di Tanoto Foundation," paparnya.

Menurutnya, jangan sampai publik menilai ada konflik kepentingan terkait penetapan dua organisasi perusahaan tersebut. Dia menilai anggaran lebih dari setengah triliun itu akan sia-sia. Pasalnya apa yang bisa digerakkan saat pandemi COVID-19. "Saat ini semuanya berlangsung secara online. Akan sia-sia jika memberikan dana ke organisasi kemasyarakatan saat pandemi begini," imbuh dia.

Dia menilai lebih baik anggaran itu digunakan untuk membantu pelaksanaan PJJ. Karena masih banyak anak yang tidak bisa belajar karena pandemi COVID-19. (rh/zul/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: