Tuai Polemik! Tito Karnavian Sebut Jenazah Covid-19 Sebaiknya Dibakar, Kemendagri Buka Suara
Tito Karnavian dalam Webinar Nasional Asosiasi FKUB Nasional secara virtual melalui aplikasi Zoom, Selasa (21/7) lalu membuat pernyataan yang menuai polemik.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) ini menyebut jika penanganan jenazah Covid-19 yang terbaik adalah dengan cara dibakar.
Akan tetapi, hal itu dibantah Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kemendagri Bahtiar.
Bantahan itu disampaikan Bahtiar melalui keterangan tertulis yang disebarluaskan, Kamis (23/7).
“Pernyataan Pak Menteri dipotong-potong, dikutip tak utuh oleh sebagian media massa. Sehingga jadinya salah tafsir di masyarakat,” tegasnya dikutip dari Pojoksatu.
Bahtiar menjelaskan, jenazah yang terinfeksi Covid-19 dapat dibakar untuk mematikan virusnya.
Namun, keadaan itu disesuaikan dengan keyakinan ataupun akidah masing-masing.
“Namun, bagi yang muslim dan agama lain, ini tidak sesuai akidah, maka penatalaksanaannya dibungkus tanpa celah agar virus tidak keluar (menyebar), kemudian dimakamkan,” jelasnya.
Karena itu, pihaknya meminta polemik atas pernyataan sepotong-potong itu agar tidak diperpanjang lagi sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat.
“Pernyataan soal perlakuan terhadap jenazah yang terinfeksi Covid-19 dikembalikan pada protokol kesehatan dan penanganan sesuai keyakinan (akidah) masing-masing,” tandasnya.
Sebelumnya, Mendagri Tito Karnavian menyatakan, secara teori penanganan jenazah Covid-19 paling baik dengan cara dibakar.
Hal ini agar virus Covid-19 yang kemungkinan bisa ditularkan lewat jenazah akan ikut mati.
“Yang terbaik, mohon maaf saya muslim ini, secara teori yang terbaik ya dibakar, karena virusnya akan mati juga,” kata Tito.
Namun, mantan kapolri ini berujar jika cara tersebut berpotensi menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Itu jika merujuk kepada tata cara pemakaman keagamaan, maka jenazah Covid-19 harus dibungkus rapat dan rapi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: