Erdogan Undang Pemimpin Dunia Salat Jumat Pertama di Hagia Sophia
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengundang para pemimpin negara-negara Islam di dunia untuk melakukan salat Jumat pertama di Hagia Sophia.
Parlemen Turki menyetujui langkah Presiden Recep Tayyip Erdogan mengubah status Hagia Sophia dari museum kembali menjadi masjid pekan lalu.
Dilansir dari Turkey Daily News, Rabu (22/7), sejumlah tokoh terkemuka Turki selain Erdogan seperti Ketua Gerakan Nasionalis (MHP) Devlet Bahceli, para deputi dan anggota Partai Keadilan dan Pembangunan serta para menteri direncanakan akan hadir dalam salat Jumat bersama 1.000 hingga 1.500 muslim.
Erdogan juga dilaporkan telah mengirimkan undangan kepada beberapa pemimpin negara Islam seperti Azerbaijan dan Qatar untuk salat Jumat bersama di Hagia Sophia.
Selain itu, Erdogan sebelumnya juga mengundang Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus untuk mengunjungi Hagia Sophia. Undangan ini datang sebelum bangunan tersebut kembali berubah fungsi menjadi masjid pada Jumat (24/7).
Erdogan menyampaikan undangan kepada Paus setelah sejumlah pejabat memperingatkan adanya mosaik dan ikon Kristen yang akan ditutup tirai di bangunan bersejarah tersebut.
Mosaik Theokos setinggi 6,5 meter dan Gabriel setinggi 7,5 meter yang terlihat dari lantai bawah akan "disembunyikan" selama salat Jumat berlangsung. Sementara bagian lantai akan dilapisi karpet tebal.
"Kami membuat beberapa kebijakan untuk memastikan bahwa selama waktu salat, mosaik dan ikon di dalam Hagia Sophia akan ditutup menggunakan tirai dan dibuka kembali sehingga tidak merusak sejarah dan arsitektur bangunan," ujar juru bicara Erdogan, Ibrahim Kalin dilansir dari CNN.
Sebelumnya, Paus Fransiskus menyampaikan kerisauannya terkait keputusan Turki untuk mengubah fungsi Hagia Sophia menjadi masjid "Saya memikirkan Hagia Sophia dan saya sangat sedih," ujar Paus Fransiskus pada kotbah di Lapangan Sento Petrus pekan lalu.
Keputusan Turki untuk menjadikan Hagia Sophi sebagai masjid menuai protes dan kecaman dari banyak pihak, Amerika Serikat, UNESCO, hingga Yunani. Kepala Gereja Ortodoks Yunani bersama pendeta di seluruh dunia mengutuk keputusan Erdogan tersebut.
Presiden Yunani, Katerina Sakellaropoulou secara pribadi meminta Paus Fransiskus untuk menekan Turki agar mempertimbangkan kembali rencana untuk mengonversi Hagia Sophia.
Badan Urusan Agama Turki, Diyanet menyatakan meski difungsikan sebagai masjid, Hagia Sophia akan tetap terbuka bagi pengunjung dari pemeluk agama lain.
Hagia Sophia mulanya adalah gereja Kristen Romawi dan Kristen Ortodoks yang dibangun oleh Kekaisaran Romawi Timur atau Byzantium, di Kota Konstantinopel (Istanbul) yang berada di tepi Selat Bosporus.
Pada 1453, Sultan Muhammad al Fatih (Mehmet II) merebut Konstantinopel dari tangan Kekaisaran Byzantium. Dia lantas mengubah Hagia Sophia menjadi masjid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: