Diserang Demokrat soal Gibran, Politisi PDIP Ungkit Kelakuan SBY di Istana

Diserang Demokrat soal Gibran, Politisi PDIP Ungkit Kelakuan SBY di Istana

Politisi PDI Perjuangan geram dengan sindirian petinggi Partai Demokrat terkait tuduhan politik dinasti. Tudingan itu muncul setelah Gibran Rakabuming Raka mendapatkan tanda tangan Megawati Soekarno Putri untuk maju ke Pilwakot Solo.

Salah satunya seperti yang diungkapkan Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Tangerang Selatan Wanto Sugito. Dia mengatakan tuduhan elite Demokrat seakan menepuk wajah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Kami heran dengan sejumlah pernyataan elite Demokrat yang muncul di media maupun medsos. Kenapa petinggi Demokrat harus repot mempertanyakan soal penetapan Gibran Rakabuming sebagai calon Wali Kota Solo yang diusung PDI Perjuangan,” ujarnya di Jakarta.

Sekretaris Jenderal Relawan Perjuangan Demokrasi (REPDEM) mengungkit kelakuan SBY saat masih menjabat Presiden RI.

Ia menyebut SBY banyak menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi dan partai.

“Apa perlu dibuka jejak digital, saat SBY di istana kerap bicara tentang Partai Demokrat?” sambung Wanto.

Dia menyarankan Demokrat lebih baik mengurusi dapur sendiri dibanding ikut campur urusan PDIP.

Sebab, Wanto melihat adanya pemberitaan bahwa penetapan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Ketua Umum Partai Demokrat secara aklamasi digugat pendirinya.

Di antara pendirinya adalah Subur Sembiring, Hengki Luntungan, Murtada Sinuraya yang tergabung dalam FKPD (Forum Komunikasi Pendiri dan deklarator) Partai Demokrat.

Aktivis 98 dari UIN Syarif Hidayatullah ini mengatakan sebaiknya demokrat menyelesaikan urusan internalnya.

“Jadi lebih baik Demokrat fokus dulu di internalnya dan mempersiapkan kadernya untuk bertarung di pilkada 2020 daripada meramaikan soal penetapan Gibran,” imbuhnya.

Wanto juga menegaskan bahwa Demokrat seharusnya sadar dan lebih mengintropeksi diri untuk tidak banyak berkomentar sinis tentang penetapan Gibran. Apalagi diketahui bahwa Demokrat tidak memiliki kursi di DPRD Surakarta.

Menurutnya, apa yang dilontarkan ke media dan medsos ibarat pepatah menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri.

“Seandainya Pak Jokowi membuka pintu koalisi kepada Demokrat, bisa ditebak SBY akan segera menyodorkan nama AHY masuk ke kabinet. Jadi meributkan dan mengaitkan dinasti politik ibarat menepuk air di dulang, tepercik muka sendiri,” jelasnya.

Sumber: