Cuaca Ekstrem, BMKG Ingatkan Potensi Longsor dan Banjir Bandang
Selain gempa, cuaca ekstrem juga masih menghantui sebagian wilayah Indonesia. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan cuaca ekstrem berupa hujan lebat masih berpotensi mengancam hingga akhir tahun.
"Meski saat ini 64 persen daerah zona musim (ZOM) telah memasuki musim kemarau, cuaca ekstrem berupa hujan lebat tetap berpotensi terjadi hingga akhir tahun di berbagai wilayah di Indonesia," katanya.
Masyarakat pun diminta waspada terhadap potensi dampak cuaca ekstrem, seperti longsor, banjir bandang dan banjir di berbagai wilayah Indonesia.
Selain Sulawesi, potensi cuaca ekstrem berupa curah hujan lebat disertai petir dan disertai angin kencang juga akan melanda sebagian Sumatera, seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Riau, Jambi, dan Lampung.
Cuaca ektrem juga berpotensi terjadi di Jawa Barat, Jabodetabek, Kalimantan Utara, Sumsel, Banten, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Maluku, Papua Barat dan Papua.
"Daerah pertemuan atau perlambatan kecepatan angin (konvergensi) terpantau memanjang dari Sumsel, Bengkulu, Sumbar, Sumut bagian Barat hingga Aceh, serta memanjang dari Papua bagian Tengah, hingga pesisir Barat Papua Barat. Kondisi ini dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di sepanjang daerah tersebut," terangnya.
Meski demikian, berdasarkan prediksi BMKG, wilayah Sumatera dan sebagian Kalimantan mulai mengalami penurunan curah hujan.
"Riau, Jambi, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan sudah masuk musim kemarau, artinya curah hujannya lebih rendah," kata Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Indra.
Selain empat daerah itu, BMKG juga melihat intensitas curah hujan di Kalimantan Utara juga mulai menurun walaupun belum masuk musim kemarau yaitu sekitar 50 milimeter.
Untuk Sumatera juga mulai berkurang walaupun ada yang belum masuk musim kemarau tapi sudah mulai mengarah ke sana, di antaranya Riau terutama bagian barat curah hujannya rata-rata 10 hingga 20 milimeter dalam 10 hari.
"Termasuk juga Jambi yang bagian utara curah hujannya rendah pada awal Juli kemarin," katanya.
Selain itu, Sumatera Selatan bagian barat tepatnya perbatasan Provinsi Lampung dan Bengkulu intensitas hujannya juga rendah. "Itu yang kami pantau berdasarkan data curah hujan yang masuk di awal Juli," katanya.
Namun, sejumlah daerah hingga awal Juli 2020 intensitas curah hujannya masih tinggi. Beberapa daerah itu di antaranya Kalimantan Barat, sebagian besar Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur dan sebagian besar Kalimantan Selatan masih banyak hujannya.
Bahkan, di Kalimantan Barat intensitas curah hujan yakni sekitar 150 milimeter hingga 200 milimeter selama 10 hari. Tidak hanya Sumatera dan Kalimantan, intensitas curah hujan di Papua juga masih bervariasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: