Zidane Memang Berbeda bagi Madrid

Zidane Memang Berbeda bagi Madrid

Gelar ke-34 Real Madrid membuat portofolio Zinedine Zidane semakin mengkilap. Mulai menjadi pemain hingga pelatih. Selama lima musim (2001–2002 sampai 2005–2006), Zizou (sapaan akrab Zinedine Zidane) telah mengangkat trofi La Liga, Supercopa de Espana, Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Piala Interkontinental (kini Piala Dunia Antarklub). Hanya Copa del Rey yang tidak pernah dimenanginya.

Karir Zizou semakin meroket sebagai pelatih. Pria 48 tahun asal Prancis itu tidak hanya memenangkan lima trofi yang diraih semasa menjadi pemain, tetapi juga menggandakannya.

Dua gelar dimenangkan Zizou di Supercopa de Espana, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub. Liga Champions malah sudah tiga kali direngkuh Zizou. Termasuk dua gelar La Liga. Kemenangan atas Villarreal CF di Estadio Alfredo Di Stefano pada jornada ke-37 kemarin, makin menurunkan kredibilitas rival abadi yang juga juara dalam dua musim sebelumnya, FC Barcelona di lapangan hijau.

Zidane tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya saat diwawancarai Marca usai Madrid mengamankan gelar LaLiga kemarin .Menurutnya, merebut gelar La Liga lebih menyenangkan ketimbang Liga Champions.

"Perasaan yang luar biasa karena apa yang anak-anak lakukan sangat mengesankan, "kata Zidane usai laga.”Saya tidak punya kata-kata untuk mengungkapkan bagaimana perasaan saya,” tambahnya.

Ayah kiper Real yang musim ini dipinjamkan ke Racing Santander di Segunda Division, Luca Zidane, itu menyatakan bahwa skuadnya punya satu inspirasi untuk memenangi La Liga musim ini. Ia pun punya pemahaman bahwa Madrid bisa menyandingkan gelar La Liga dan Piala Liga Champions musim ini.

"Liga Champions adalah Liga Champions, tetapi gelar liga ini membuat saya lebih bahagia karena LaLiga luar biasa,” ungkapnya.

Meskipun Zidane meluapkan kegembiraanya, ia tak lupa memuji penampilan Sergio Ramos dkk yang konsisten menyapu semua kemenangan usai La Liga dilanjutkan. "Kami adalah yang terbaik karena kami mendapat poin terbanyak, itu saja," katanya. "Bagi saya, ini adalah hari terbaik kami. Lalu gelar ini kami berikan kepada para pemain yang bertarung,” tambahnya.

Saat pemain para pemain merayakan pestanya di Estadio Alfredo Di Stefano yang kosong, Zidane mengakui situasinya aneh." Ini aneh untuk semua orang.Kami ingin bersama penggemar kami di Cibeles , tapi kami tidak bisa (larangan berkumpul),” ujarnya.

”Saya yakin mereka (fans) senang melihat kami di rumah.Para penggemar senang menyaksikan tim menang dan kami sudah melakukannya untuk mereka,” tambahnya.

Di mata kapten Real Madrid, Sergio Ramos, pelatih asal Prancis itu dianggap sebagai otak di balik kesuksesan Madrid memutus dominasi Barcelona di Liga Spanyol sejak tahun 2018. Menurutnya, sentuhan emas Zidane bisa membuat rasa putus asa menjadi harapan.

"Zidane adalah kuncinya. Kami percaya padanya dan apa yang dikerjakannya," Ramos menambahkan. "Setiap kali dia datang, segala yang disentuhnya berubah menjadi emas. Dia unik banget," tandasnya. (fin/zul/tgr)

Sumber: