Kejagung Tunjukkan Tumpukkan Rampasan Barang Bukti Uang Rp100 Ribuan Tiga Meter

Kejagung Tunjukkan Tumpukkan Rampasan Barang Bukti Uang Rp100 Ribuan Tiga Meter

Selasa (7/7) lalu, Kejaksaan Agung (Kejagung) bikin geger dengan memperlihatkan tumpukan uang pecahan seratus ribuan. Yang menarik, bukan delapan atau sembilan gepok yang diperlihatkan di depan meja. Jika ditumpuk kurang lebih tiga meter. Mantap!

Lalu berapa sih, uang yang dibungkus plastik yang dipertontonkan korps Adhiyaksa itu? Ternyata nilainya Rp93 miliar. Fantastis.

Uang sebanyak itu berasal dari Honggo Wendratno. Uang itu dipetik dari hasil korupsi yang nilainya menembus Rp37 triliun. Selain uang, hebatnya Kejagung juga menyita, kilang migas milik Honggo.

”Luar biasa hasil kerjanya Pak!” cuit Ostabima, mengomentari postingan Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan di laman twitter.

Sementara Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Pusat siap mengeksekusi terpidana korupsi Honggo Wendratno yang dihukum 16 tahun penjara berdasarkan putusan Pengadilan Tipikor Jakarta.

”Tim jaksa dari Kejari Jakarta Pusat siap melaksanakan putusan Pengadilan Tipikor Jakarta pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat karena secara hukum sudah memiliki kekuatan hukum tetap terhadap terdakwa Honggo Wendratno,” ungkap Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Hari Setiyono melalui keterangan tertulis.

Hari Setiyono menegaskan Pengadilan Tipikor Jakarta pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menerbitkan putusan Nomor: 6/Pid.Sus-TPK/2020/PN.JKT.Pst tertanggal 22 Juni 2020 untuk menghukum Honggo.

Putusan pengadilan itu atas nama Honggo Wendratno yang menyatakan terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi dan dihukum penjara selama 16 tahun dan denda Rp1 miliar subsidair enam bulan kurungan serta membayar uang pengganti 128 juta dolar AS (pidana pengganti penjara enam tahun).

Kemudian menyita barang bukti berupa kilang Tuban LPG Indonesia (TLI) dirampas untuk negara cq. Kementerian Keuangan dan barang bukti berupa uang Rp97 miliar dirampas untuk negara.

Hari mengatakan terdakwa Honggo Wendratno yang diajukan ke depan persidangan tanpa hadirnya terdakwa atau in absetia dan telah dituntut pidana oleh tim jaksa penuntut umum.

Pada tuntutan itu, jaksa penuntut umum menyatakan Honggo Wendratno terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi dan dituntut hukuman pidana penjara selama 18 tahun dan denda Rp1 miliar subsidair enam bulan kurungan.

Selain itu juga membayar uang pengganti 128 juta dolar AS (pidana pengganti penjara enam tahun) barang bukti berupa kilang TLI dirampas untuk negara cq Kementerian Keuangan RI, barang bukti berupa uang Rp97 miliar dirampas untuk negara.

Terkait putusan pengadilan tersebut, jaksa penuntut umum telah mengumumkan putusan atas nama Honggo Wendratno di papan pengumuman pengadilan, kantor pemerintah dan media lainnya. Namun hingga batas waktu yang diberikan undang-undang, terdakwa maupun kuasanya tidak menyatakan atau mengajukan upaya hukum banding.

Meski eksekusi badan terhadap Honggo Wendratno belum dapat dilaksanakan karena yang bersangkutan tidak hadir, baik secara sukarela maupun karena ditangkap, eksekusi putusan pengadilan tersebut dapat dilakukan terhadap sebagian isi putusan pengadilan tersebut. (fin/zul/ful)

Sumber: