Ade Armando: Denny Siregar Diteror Kaum Radikal Pejuang Khilafah, Syariah, Negara Islam

Ade Armando: Denny Siregar Diteror Kaum Radikal Pejuang Khilafah, Syariah, Negara Islam

Keputusan Forum Mujahid Tasikmalaya yang melaporkan Denny Siregar ke polisi dikomentari pakar komunikasi politik, Ade Armando. Menurut Ade, Denny Siregar tidak hanya dilaporkan, tapi juga diteror oleh kelompok Islam radikal tersebut.

Bahkan data pribadinya dibocorkan ke publik. “Denny Siregar diteror kaum radikal pejuang khilafah, syariah, Negara Islam,” ucap Ade yang dikutip Pojoksatu.id dari channel YouTube CokroTV, Selasa (7/7) kemarin.

“Alamat dan data pribadi keluarganya dibeberkan kepada publik. Walau terus terang saya tidak mengerti tujuannya apa, suara hujatan, makian, kebencian, dan ancaman nyaring terdengar di media sosial,” tambahnya.

Ade menambahkan, Denny dianggap sudah menghina umat Islam gara-gara tulisannya di Facebook pada 27 Juni 2020 berjudul ‘Adek-adekku Calon Teroris Yang Abang Sayang’.

Pada 2 Juli, kata Ade, ratusan orang yang tergabung dalam Forum Mujahid Tasikmalaya melaporkan Denny ke Polresta Tasikmalaya.

“Mereka bilang marah karena Denny dalam postingannya itu menampilkan foto santri Pesantren Tahfidz Quran Daarul Ilmi, Kota Tasikmalaya yang hendak berangkat ikut dalam Aksi Damai 313 di depan Masjid Istiqlal Jakarta pada 2019,” ucap Ade.

“Denny dianggap melakukan penghinaan, pencemaran nama baik, dan perbuatan tidak menyenangkan penggunaan foto tanpa izin,” katanya.

Ade menjelaskan seorang pimpinan pesantren menuntut agar Denny ditangkap. Kalau tidak, umat akan aksi besar-besaran di Tasikmalaya.

Bahkan akan dilakukan di sejumlah daerah lainnya, seperti Jakarta dan Lampung. Meski dipolisikan Forum Mujahid Tasikmalaya, Ade yakin Denny Siregar tidak akan ditangkap polisi.

“Perlukah kita khawatir Denny akan ditangkap? Saya yakin tidak. Dia tidak akan ditangkap,” katanya.

Ade beralasan, foto anak-anak yang sedang bersiap untuk berangkat Aksi 313 yang diposting Denny itu bukan milik pribadi yang pemuatannya memiliki izin. Foto itu, kata dia, memang secara pas mewakili apa yang ingin disampaikan Denny melalui tulisannya.

“Denny menulis tentang anak-anak santri yang kehilangan masa kecilnya, yang seharusnya diisi dengan kedamaian, persahabatan, permainan, keceriaan,” katanya.

“Denny bicara tentang anak-anak yang dieksploitasi orang tuanya untuk tujuan politik sempit. Denny tidak bicara tentang anak-anak yang dilibatkan dalam Aksi 313,” pungkas Ade Armando. (one/pojoksatu/zul)

Sumber: