Media Australia Prediksi Indonesia Bisa Jadi Episentrum Covid-19 Ketiga Asia, Setelah China dan India
Salah satu media asing asal Australia Sydney Morning Herald (SMH) memuat laporan yang mencengangkan bagi pembaca di Tanah Air. SMH dalam terbitannya memprediksi Indonesia diperkirakan akan menjadi episentrum corona ketiga di Asia setelah China dan India.
Prediksi SMN itu didasarkan pada jumlah peningkatan atau penambahan jumlah kasus yang terus meningkat selama beberapa minggu terakhir. Bahkan, dalam tulisan berjudul ‘Indonesia set to become third virus hotspot in Asia, expert warns’ disebutkan peningkatan kasus akan terus berlanjut.
Kecuali ada tindakan atau langkah pencegahan secara masif yang segera dilakukan. Narasumber dalam tulisan itu, yakni ahli epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono.
Pandu mengatakan, tingkat infeksi virus corona di Indonesia mencapai 4.000 kasus per hari. Kemungkinan, penjangkitan akan terus meningkat hingga September atau Oktober, berdasarkan hasil modelling universitas.
Jika itu terjadi, Indonesia benar-benar akan menjadi pusat Covid-19 ketiga di Asia setelah Tiongkok dan India. Pada hari Minggu, Indonesia melaporkan adanya penambahan 1.607 kasus infeksi baru dan penambahan 82 angka kematian baru.
Sehingga total angka kasus Covid-19 di Indonesia per, Senin (6/7) lalu, adalah 63.749 kasus positif dan 3.171 kematian. Artikel itu juga menulis, jika tren penularan ini terus berlanjut, maka akan melewati angka resmi China.
Yakni 83.557 kasus dan 4634 kematian dalam hitungan minggu, tulis artikel itu. Meskipun para ahli telah mempertanyakan angka resmi China dan Indonesia, tren peningkatan tingkat infeksi di Indonesia jelas.
Disebutkan, Pandu juga telah memberi nasihat kepada Gubernur DKI Jakarta, Jawa Barat dan sejumlah kota lainnya. Yakni tentang cara memerangi pandemi Covid-19.
Pandu mengatakan, bahwa Indonesia perlu memperbanyak tes polimerase (PCR) secara merata ke daerah-daerah. Hal itu untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik terhadap penyebaran virus corona.
Angka ini, menurut Pandu, timbul karena ke depannya laju tes yang dilakukan akan semakin tinggi pula. Pasalnya saat ini skala pengujian spesimen Covid-19 yang mencapai rata-rata 20 ribu setiap hari, masih sangat kurang dan kecil.
“Angka-angka itu sangat rendah, itu adalah kesalahan,” ungkap Pandu. “Peraturan pemerintah, bagaimana mereka melakukan pengujian, didasarkan pada gejala. Itu adalah kesalahan mereka.”
Pandu juga menilai, Indonesia gagal menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam rangka menekan laju penularan wabah corona. Pandu malah menyarankan supaya pemerintah lebih agresif mengampanyekan gerakan 3M.
Gerakan 3M adalah Mencuci tangan, Menjaga jarak, dan Mengenakan masker. Jika kampanye ini dijalankan, Pandu memperkirakan tingkat penularan Covid-19 yang memuncak pada Juli 2020 akan menurun mulai Oktober mendatang.
“(Namun) dengan tidak adanya langkah-langkah baru yang ketat, Indonesia akan menjadi pusat (Covid-19) ketiga di Asia setelah Tiongkok dan India,” ujar Pandu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: