Jokowi Marah-marah lalu Mengancam Reshuffle ternyata Ampuh Dongkrak Kinerja Menteri

Jokowi Marah-marah lalu Mengancam Reshuffle ternyata Ampuh Dongkrak Kinerja Menteri

Presiden Joko Widodo sempat melontarkan ancaman reshuffle kabinet. Ucapan kepala negara itu diklaim cukup ampuh. Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Pratikno menyebut kinerja kementerian dan lembaga meningkat usai para menteri dimarahi presiden.

"Dalam waktu singkat progres di kementerian lembaga, serapan anggarannya meningkat. Artinya teguran keras tersebut signifikan. Teguran keras presiden langsung dilaksanakan cepat oleh jajaran kabinet," ujar Pratikno di Jakarta, Senin (6/7) kemarin.

Dia menjelaskan teguran keras Jokowi lantaran kinerja kementerian dan lembaga dinilai lambat. Khususnya, di bidang ekonomi, sosial, dan kesehatan. Teguran itu, lanjutnya, untuk mempercepat kinerja. Terutama persoalan ekonomi.

"Presiden memerintahkan bansos segera sampai ke pelosok dan program pemerintah yang membantu daya beli masyarakat segera dipercepat," ucapnya.

Seperti diketahui,Presiden Joko Widodo sempat mengancam akan merombak jajaran kabinet Indonesia Maju jika tak bekerja maksimal. Kemarahan itu Jokowi tumpahkan saat Sidang Kabinet Paripurna pada 18 Juni lalu.

Kepala Negara menyoroti laporan belanja di kementerian-kementerian yang masih biasa-biasa saja. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan segala usaha harus dilakukan demi menyelamatkan 267 juta masyarakat Indonesia.

Bahkan, Jokowi mengancam bakal mengambil tindakan keras bila tak ada perubahan. "Bisa saja membubarkan lembaga negara, bisa ada reshuffle, sudah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi," tegas Jokowi kala itu.

Karena itu, Pratikno menyebut reshuffle tidak lagi relevan. Sebab, para menteri sudah bekerja dengan baik. "Tentu saja kalau bekerja bagus, tidak relevan lagi reshuffle. Ngapain direshuffle jika kerjanya baik. Jadi tolong jangan ribut lagi soal reshuffle. Karena progres kabinet berjalan bagus," terangnya.

Pratikno berharap perbaikan kinerja para menteri dapat terus dipertahankan. "Kami fokus menyelesaikan permasalahan kesehatan dan permasalahan ekonomi yang menjadi ikutan luar biasa dari pandemi COVID-19 ini," ungkapnya.

Presiden Jokowi, lanjut Pratikno, sejak awal pandemi Februari 2020 sudah fokus mengatasi masalah kesehatan sekaligus ekonomi akibat COVID-19. "Presiden merasa mestinya lembaga-lembaga pemerintahan terutama kabinet bisa bekerja lebih maksimal dengan kinerja yang lebih baik," pungkasnya.(rh/zul/fin)

Sumber: