Marah Besar! Politisi Demokrat Usir Bos Inalum, Nasir : Bagusnya Anda Keluar, Nggak Berguna!
Dengan cepat, Orias Petrus menyampaikan bahwa pemberian utang itu hanya bermodal kepercayaan kepada Inalum.
Orias Petrus menjamin bahwa utang yang diberikan kreditur akan terus dibayar, meskipun harus dengan cara berutang lagi.
“Kita harus cari cara untuk bisa bayar Pak. Saya optimis bisa bayar, dan semua yang memberikan optimis kita bisa bayar. Kalau toh harus berutang lagi dan ada yang memberikan utang itu termasuk salah satu opsi,” ungkap Orias Petrus.
Penjelasan yang semakin menganggap enteng masalah ini membuat Muhammad Nasir mulai geram.
Dia merasa tidak mendapat jawaban yang pasti. Sebaliknya, justru Nasir mencium ada yang salah dari Inalum yang coba ditutupi.
“Bapak ditempatkan di situ untuk menyelesaikan masalah. Bukan tambah-tambah masalah. Kalau mau cari utang dengan menjaminkan negara ini sudah salah itu,” ujar Muhammad Nasir.
“Bapak kalau duduk di situ cuma ambil keuntungan si ‘A’, si ‘B’, si ‘C’, untuk tambahkan utang di situ percuma. Ini perusahaan bangkrut nih. Kalau seperti itu tamatan SMA bisa ditaruh di situ (duduk sebagai Dirut Inalum),” sambungnya.
Debat panjang antara dua sosok ini pun berlanjut cukup panjang. Karena di satu sisi, Muhammad Nasir tidak mendapatkan penjelasan yang mumpuni terkait penyelesaian persoalan utang Inalum.
Di sisi yang lain, Orias Petrus pun bersikukuh dengan penjelasannya yang tanpa dasar, dan terlihat pongah dengan posisinya sebagai dirut Inalum yang telah direstrukturisasi lembaganya oleh Menteri BUMN Erick Thohir menjadi MIND ID.
Kekesalan Muhammad Nasir memuncak, bahkan sampai gebrak meja untuk mengusir Orias Petrus keluar dari ruang rapat.
Tanpa tedeng aling-aling, mantan pimpinan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi DPP Partai Demokrat ini mengancam akan mengajukan pemecatan dirut Inalum ke Erick Thohir.
“Iya, Bapak bagus keluar. Karena enggak ada gunanya Bapak rapat di sini. Anda bukan buat main-mainan DPR ini. Tahu!” teriak Muhammad Nasir geram dengan menggebrak meja.
“Saya tidak main-main Pak,” jawab Orias Petrus.
“Jadi Anda itu harus lengkap bahannya. Enak betul Anda di sini! Siapa yang taruh Anda kaya gini. Percuma negara taruh kaya gini, ngerti?” timpal Muhammad Nasir.
“Saya diundang, saya datang,” kembali Orias Petrus menimpali.
“Kurang ajar Anda! Tahu jabatan Anda mempertaruhkan negara ini? Kamu pikir negara ini utang siapa yang mau bayar? Kamu? Enak betul kamu ngomongnya,” tekan Muhammad Nasir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: