Menikmati Kelengkeng Hawai di Desa Penggarit Pemalang, Langsung Petik dari Pohon

Menikmati Kelengkeng Hawai di Desa Penggarit Pemalang, Langsung Petik dari Pohon

Bagi penyuka buah segar, perkebunan JT Farm di Dusun Karangsuci Desa Penggarit, Pemalang barangkali bisa masuk daftar untuk dikunjungi. Dengan lahan seluas dua hektare, berbagai macam tanaman buah tumbuh di sana.

Agrowisata ini berada di areal hutan jati, berjarak sekitar 3 kilometer dari permukiman penduduk. Pengelola menyediakan motor gerobak khusus untuk membawa pengunjung menuju perkebunan. Medan yang curam, melewati setapak hutan yang berliku-liku, menjadi tantangan tersendiri bagi para pengunjung.

Sesampainya di perkebunan, pengunjung pun bisa langsung menyantap buah segar yang dipetik langsung dari pohon. Pengunjung juga bisa belajar bercocok tanam. Wajar saja, meski baru setahun ini dibuka, tempat wisata ini cukup banyak diminati pengunjung.

Salah satu petugas, Adi Saputara menuturkan, ada tiga jenis tanaman klengkeng yang tumbuh di perkebunan ini. Yakni kelengkeng itoh,  kelengkeng new kristal, serta kelengkeng matalada atau hawai.

Meski sekilas tampak sama, ketiga jenis kelengkeng ini sebenarnya memiliki perbedaan. Untuk kelengkeng matalada, menurutnya memiliki ukuran biji yang kecil layaknya biji lada, dan tumbuh di dataran rendah. Berbeda dengan jenis kelengkeng itoh, yang memiliki kulit cenderung lebih tebal dan memiliki tingkat kemanisan yang cukup kuat. 

"Justru yang banyak disukai adalah jenis new kristal, karena buahnya tidak terlalu manis, sehingga bisa makan banyak," katanya saat mengantar pengunjung berkeliling kebun, Selasa (30/6).

Selain ratusan tanaman kelengkeng, di perkebunan itu ada juga pohon jambu air maupun jambu isi berbagai varian berjumlah kurang lebih 254 pohon. Selain itu ada juga pepaya, nangka, dan mangga istana atau mangga aromanis khas Desa Penggarit.

Untuk dapat menikmati wisata ini, menurut Adi, pengunjung dikenai tiket masuk Rp55 ribu, sudah termasuk jasa antar menuju perkebunan. 

Tidak sedikit rombongan keluarga maupun instansi dari berbagai daerah yang pernah mengunjungi perkebunan ini.

"Pengunjung dari Pemalang cukup banyak, ada juga dari luar kota seperti Pekalongan dan Tegal, terutama saat akhir pekan, di sini bebas makan buah sepuasnya," tambahnya.

Kepala Desa Penggarit Imam Wibowo mengatakan, agrowisata ini dikelola masyarakat pribadi. Namun rencananya akan bersinergi dengan Badan usaha milik desa atau BUMDes. Misalnya dalam bentuk kerja sama paket wisata.  

"Ada beberapa destinasi wisata di Penggarit, seperti Wisata Religi Benowo Park, dan juga Taman Makam Pahlawan," ujarnya. 

Di areal perkebunan itu, pengelola menyediakan gardu yang dilengkapi tempat duduk bagi pengunjung yang hendak beristirahat. Meski diperbolehkan makan buah sepuasnya, pengunjung dilarang membawa pulang buah tersebut, kecuali dengan membelinya. (sul/ima)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: