Rektor ITB AD: Mestinya Pak Din Jangan Mundur, Itu Memberi Pelajaran kepada ITB

Rektor ITB AD: Mestinya Pak Din Jangan Mundur, Itu Memberi Pelajaran kepada ITB

Tuduhan kepada Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat Din Syamsuddin adalah tidak benar dan menyesatkan. Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB AD) Mukhaer Pakkanna menyayangkan sikap para alumni yang meminta agar Din Syamsuddin dicopot dari Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Bandung (ITB).

Sebelumnya permintaan itu dilatarbelakangi pernyataan-pernyataan, sikap, serta sepak terjang Din Syamsuddin yang keras pada pemerintah. Konon, bahkan muncul juga kabar bahwa para alumni menyebut Din Syamsuddin sebagai tokoh radikal.

"Rasanya beliau (Din Syamsuddin) tidak seperti (tuduhan) itu lah. Pak Din tidak akan melakukan hal-hal yang negatif terhadap negara, tidak lah," ucap Mukhaer Pakkanna kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (28/6).

Padahal, kata Mukhaer, arti radikal secara sesungguhnya merupakan hal yang baik. Namun hal itu secara umum berubah menjadi stigma yang negatif.

"Kalau persepsi orang yang disebut radikal itu kan ekstrimisme, ya sudah stigmatik dan dianggap negatif gitu ya, kalau kita gunakan persepsi seperti itu, rasanya Pak Din nggak seperti itu. Artinya kalau radikal itu membabi buta menumbangkan rezim kekuasaan gitu lah ya, itu yang mereka sebut radikal yang persepsi umum atau negatif," jelas Mukhaer.

Mukhaer sebenarnya menyayangkan pilihan mantan ketua umum PP Muhammadiyah yang mengundurkan diri dari Majelis Wali Amanat ITB. "Saya kira justru mestinya pak Din jangan mundur ya, itu memberi pelajaran kepada civitas akademik ITB bahwa harus kembali ke habitatnya dulu, kebebasan berfikir, melahirkan pemimpin ya," pungkas Mukhaer. (rmol/zul)

 

Sumber: