Dua Buku

Dua Buku

Trump tidak kehabisan bahan untuk menyerang siapa saja. Termasuk menyerang karakter. ”Bolton itu orang yang tidak pernah tersenyum dalam hidupnya,” ujar Trump. ”Pernahkah kalian lihat ia tersenyum? Biar pun hanya sekali?” serang Trump lagi.

Masih kata Trump: Bolton itu tidak bisa bekerja. Ia juga tidak pinter. Tidak cemerlang.

Begitulah Trump. Ketika mengangkatnya dulu Bolton dipuji-puji. Sekarang dijatuhkan habis.

Bolton bilang, dirinya mengundurkan diri karena tidak cocok dengan sang presiden.

Trump bilang Bolton itu ia pecat.

Perang kata dan tulisan belum reda. ”Perbedaan antara Joe Biden dan Trump itu jelas,” ujar Bolton mengenai dua Capres itu. ”Biden punya wawasan. Trump tidak sama sekali,” kata Bolton.

Kini saya lagi menunggu dengan senyum-senyum: serangan seperti apa yang akan dilancarkan pada keponakannya sendiri nanti.

Sang keponakan, Mary L. Trump, adalah seorang doktor ahli jiwa. Usianyi 55 tahun.

Judul bukunyi sangat ”sexy”: ”Berlebihan dan Tidak Pernah Merasa Cukup”. Dari sub-judulnya jelas ini soal konflik di keluarga besar Trump: ”Bagaimana Keluarga Kami Melahirkan Orang Paling Berbahaya di Dunia”.

Mary memang mendalami kasus-kasus kejiwaan. Dia pernah 6 tahun mempelajari pasien-pasien dengan kelainan schizophrenia. Pasien itu berobat di rumah sakit Hillside Hospital di Long Island, New York.

Apakah schizophrenia?

Saya kutipkan saja definisi schizophrenia dari kamus. Agar Anda bisa mengidentifikasi apakah gejala jiwa seperti itu cocok dengan Donald Trump. Atau tidak.

Tari tariklah dulu nafas. Kalimatnya sangat panjang: ”Schizophrenia adalah gangguan mental jangka panjang dari jenis yang melibatkan gangguan dalam hubungan antara pikiran, emosi, dan perilaku, yang mengarah ke persepsi yang salah, tindakan dan perasaan yang tidak pantas, menarik diri dari kenyataan dan hubungan pribadi ke dalam fantasi dan khayalan, dan rasa fragmentasi mental”.

Maafkan, begitulah kamus menulis. Panjang kalimatnya seperti kereta api pengangkut Tebu. Saya sangat benci membacanya --meski sangat memerlukan isinya. Kalimat itu terdiri dari 45 kata. Jangan-jangan lebih. Tolong hitungkan yang benar.

Atau baiknya biar bung Yusuf Ridlo saja yang hitung. Kita kan lagi membahas soal penyakit jiwa --eh, soal bukunya Mary L. Trump.

Sumber: