Putri John Kei: Semua Selalu Diawali Doa, Papa Sudah Berubah Dahsyat

Putri John Kei: Semua Selalu Diawali Doa, Papa Sudah Berubah Dahsyat

John Refra Kei berubah menjadi lebih religius, setelah keluar dari LP Nusakambangan Desember 2019 lalu. Pria kelahiran Pulau Kei, Provinsi Maluku, 10 September 1969 itu, kini kerap memberikan pelayanan doa, antara lain bersama Pendeta Gilbert Lumoindong.

Pelayanan doa yang diberikan John Kei tidak berhenti di era pandemi. Memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, dia menyapa jemaat secara virtual.

Demikian diceritakan Anak John Kei, Melan Refra dalam perbincangan bersama RMOL, Jumat (26/6) sore. “Sejak pulang dari Nusakambangan banyak banget perubahan Papa. Bisa dilihat di dalam rumah,” ujarnya

“Sekarang apa-apa dimulai dari doa. Sisi emosionalnya juga. Sudah banyak perubahan dahsyat,” ungkapnya.

Menurut Melan, ia bersama ibu dan adik-adiknya hampir selalu ikut mendampingi John Kei ke gereja. “Saya saksikan di sini, 24 jam bersama Papa di rumah. Kok rasanya yang diberitakan di media tidak sama seperti yang saya rasakan,” ujarnya lagi.

John Kei sempat mendekam dalam penjara selama enam tahun. Sekitar setahun di LP Salemba dan lima tahun di LP Nusakambangan.

Ia dibebaskan pada tanggal 25 Desember 2019, bertepatan dengan Hari Natal. Karena libur, John Kei baru keluar dari penjara sehari kemudian.

Melan juga mengatakan dia mengenal Nus Kei yang dipanggilnya Opa Nus. “Memang masih keluarga juga. Pernah tinggal sama-sama juga di sini, di perumahan Titian Indah,” ujarnya.

Apakah Melan Refra pernah mendengar masalah antara ayahnya dengan Nus Kei? “Kalau untuk masalah sih, yang saya tahu sih memang agak sedikit menjauh. Cuma saya enggak tahu sejauh mana. Saya tidak mau terlalu ambil pusing, karena masalah orang tua adalah masalah orang tua, anak ya anak,” jawabnya.

“Semenjak Papa di Nusakambangan, sekitar dua atau tiga tahun lalu, hubungan Papa dan Opa Nus sudah agak menjauh,” sambungnya.

Minggu (20/6) lalu, ketika rumah Nus Kei di Perumahan Green Lake City, Cengkareng, diserang anak buah John Kei, Melan mengatakan, ayahnya selama seharian berada di rumah. Pagi itu John Kei berolahraga bersama keluarga, lalu beribadah, dan memberikan pelayanan doa secara virtual.

Siang hari mereka makan bersama keluarga dan tamu John Kei yang berkunjung. “Sore hari aku sepedaan, teman-temanku juga banyak yang lihat Papa di rumah,” kata Melan lagi.

Polisi mendatangi rumah John Kei sekitar pukul 22.00 WIB. Saat itu John Kei sedang bersenda gurau dengan seorang cucunya.

Tiba-tiba terdengar suara tembakan di luar rumah. Bukan sekali. “Tapi dar der dor,” ungkap Melan Refra lagi. (rmol/pojoksatu/zul)

Sumber: