Korlap Aksi: Sedari Awal Memang Diagendakan Pembakaran Bendera PKI, Bukan PDIP
Video yang merekam adegan terbakarnya bendera Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) beredar di jejaring pesan WhatsApp. Pembakaran itu diduga dilakukan massa Aliansi Nasional AntiKomunis di depan Gedung DPR, Jakarta, Rabu (24/6) kemarin.
Bendera-bendera itu terbakar saat massa menggelar demonstrasi menolak RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) di depan Gedung DPR. Koordinator lapangan Aliansi Nasional AntiKomunis Edy Mulyadi menjelaskan pihaknya sedari awal memang berniat membakar bendera PKI, saat aksi di depan Gedung DPR.
Bahkan, panitia aksi turut membawa beberapa bendera palu arit, hanya untuk dibakar. "Saya sebagai korlap, memang mengagendakan pembakaran bendera PKI," kata Edy saat dihubungi jpnn.com, Rabu (24/6).
Namun, kata dia, panitia tidak mengagendakan pembakaran bendera PDIP. Panitia aksi, tidak pernah membawa sehelai bendera bergambar banteng. "Ya, kalau yang dibawa panitia, tidak membawa. Mungkin dari peserta yang membawa," ucap dia.
Dia mengatakan, panitia berusaha menghindari kejadian yang tidak diinginkan dalam aksi. Misalnya, panitia aksi tidak pernah mengajak rakyat secara besar-besaran untuk memakzulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kami dari awal menghindari. Bahkan, dari orasi kami, tidak ada kata menurunkan Jokowi. Saya selalu sebagai koordinator lapangan, mendesak MPR menggelar sidang istimewa untuk menurunkan Jokowi, memberhentikan Jokowi. Bukan rakyat menurunkan Jokowi, tetapi secara konstitusi MPR yang menggelar sidang istimewa memberhentikan Jokowi," ungkap dia.
Terkait pembakaran bendera PDIP, Edy beranggapan, terdapat peserta aksi yang merasa geregetan dengan sikap partai berlambang Banteng atas RUU HIP. PDIP dianggap peserta aksi sebagai partai utama pengusul RUU HIP.
"Mungkin dengan itu, peserta terlalu geregetan. Cuma, panitia itu membakar bendera PKI," pungkas dia. (mg10/jpnn/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: