Dana Corona Menggelembung Berkali Lipat sampai Rp695,2 Triliun, PDI Khawatir Ada 'Maling'
Dana penanganan corona yang awalnya hanya Rp405,1 triliun. Jumlahnya kini terus menggelembung berkali lipat hanya dalam hitungan waktu 3 bulan saja.
Semakin meningkatnya angka tersebut seiring memburuknya kondisi ekonomi pemerintah. Dananya bertambah menjadi sebesar Rp642,17 triliun.
Kemudian naik kembali sebesar Rp677,2 triliun karena adanya tambahan dana alokasi dana kesehatan.
Lantas membengkak menjadi Rp695,2 triliun karena adanya dana korporasi dan daerah yang bertambah.
Menkeu Sri Mulyani bahkan memprediksi, dana Covid-19 akan meningkat menjadi Rp905,10 triliun. Meski diralat sedikit oleh Staf Khusus Menkeu Yustinus Prastowo dengan rincian hanya prediksi di tahun 2021.
Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno menilai, perubahan itu merupakan hal wajar karena tergantung durasi krisis yang tidak menentu.
“Kenaikan tersebut sebenarnya bisa dipahami karena asesmen sektoral terus masuk dengan angka-angka yang membesar. Besar kecil anggaran tergantung pada penilaian terhadap durasi krisis dan dampaknya,” ujar Hendrawan, Rabu (24/6).
Hendrawan berharap agar pemerintah menyalurkan dana tersebut tepat sasaran. Karena, dana yang hampir menembus Rp1.000 triliun tersebut rentan terhadap praktik korupsi.
“Kita berharap integritas penyelenggara negara dikedepankan, karena krisis memang membuka ruang untuk perbuatan mulia dan nista sama besar,” katanya.
Hendrawan menilai pengawasan, baik dari pemerintah maupun masyarakat, sangat diperlukan agar tidak ada penyimpangan dalam alokasi dana ratusan triliun tersebut.
“Kita lihat nanti. Yang penting alokasi efektif, pengawasan ketat dan sistem dibuat transparan. Maling akan kelabakan bila memasuki zona terang,” tutupnya.
(sta/rmol/pojoksatu/ima)
Sumber: